Wednesday, July 29, 2020

Pertemuan 2 Layanan BK Daring Kelas X IPA, 30 Juli 2020

        Selamat pagi anak-anakku kelas X IPA, kembali berjumpa bersama pak Ziqi dalam kelas layanan BK daring. Kemarin kita sudah bersama membahas mengenai pengenalan layanan BK. Apakah masih ada yang ingin ditanyakan? Silakan bertanya yaa. 
        Tentunya selama SMP, ada guru BK yang memberikan layanan BK selama kalian bersekolah tiga tahun di sana. Banyak hal yang telah terjadi. Dan itu tentu menjadi warna bagi kalian. Baik itu warna yang kalian harapkan dan warna yang kalian ingin perbaiki. Intinya kalian belajar dari hal tersebut. 
Berikutnya saya ingin tahu, bagaimana sih kesan kalian tentang layanan BK selama di SMP? Mohon bisa menceritakan yaa, agar kita bisa saling berbagi pengalaman mengenai layanan BK yang kalian dapatkan selama ini. 
Silakan klik di bawah ini yaa

Tuesday, July 28, 2020

Pertemuan 2-Pembelajaran Daring Sosiologi Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Kraksaan, Rabu 29 Juli 2020

        Selamat pagi anak-anakku kelas XII IPS, kembali berjumpa pada blog pak Ziqi untuk belajar mengenai Sosiologi. Sudah kangen kah dengan materi berikutnya? hehe, saya harap begituu. Sebab materi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan kalian sehari-hari. Perubahan sosial. Ya, perubahan. Sesuatu yang pasti terjadi, dan akan terus terjadi. Dan semua individu harus siap menyikapinya. 
        Oh iya, materi pertemuan pertama kemarin sudah kalian baca semua atau belum?? Hayoo ngakuu, sudah apa belum? Belum apa sudah? Kalau belum silakan bisa membaca di blog ini materi hari pertama kemarin. Bagi yang sudah ya tidak apa-apa melihat dan membaca lagi. Sebab materinya ini terus saling berkaitan. Tapi jika sudah paham, yuk kita mulai membahas kelanjutan materi kemarin. 
        Pertemuan 1 lalu kita telah mengulik sedikit mengenai definisi perubahan sosial. Ada yang ingat kah apa itu perubahan sosial? Ayoo diklik lagi materi yang kemarin, hehe. Kali ini kita akan belajar apa sih faktor-faktor penyebab perubahan sosial?? Hmm, penasaran? Mari menuju paragraf selanjutnya. 

Ada beberapa faktor penyebab perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat, beberapa diantaranya bisa kalian baca yakni:
1. Faktor Internal
A. Perubahan Jumlah Penduduk

        Setiap masyarakat tentunya mengalami proses sosial di antaranya adalah interaksi sosial dan sosialisasi. Kedua kondisi ini baik cepat maupun lambat akan mengubah pola pemikiran dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses perubahan.

        Perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah akan mengakibatkan keramahtamahan semakin menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.

B. Penemuan Penemuan Baru dalam Masyarakat
        Penemuan baru juga dapat memengaruhi perubahan sosial. Penemuan yang benar-benar baru disebut discovery. Penemuan baru ini berupa alat, gagasan, atau rangkaian ciptaan.

C. Konflik

        Faktor penyebab perubahan sosial lainnya adalah adanya konflik di dalam masyarakat. Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat seperti perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain seringkali memicu munculnya konflik.

        Konflik dapat terjaid antarindividu, antarkelompk, antar individu dengan kelompok, dan antargenerasi. Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak selalu berakibat negatif.

        Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik.

D. Pemberontakan atau Gerakan Revolusi
        Revolusi yang terjadi pada masyarakat juga berpotensi besar mengubah tatanan masyarakat. Revolusi terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah. Sedangkan pemberontakan terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah ditolak oleh pemimpin masyarakat tersebut. Revolusi menyebabkan terjadinya perubahan sosial secara besar-besaran. Contohnya ialah kejadian revolusi di Rusia pada tahun 1917 yang menyebabkan perubahan Rusia yang dahulu merupakan kerajaan berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis.

2. Faktor Eksternal
A. Alam

        Faktor penyebab perubahan sosial dari luar bisa terjadi karena perubahan alam. Hal ini dikarenakan alam juga memiliki peranan yang snagat penting bagi kehidupan manusia.

        Alam merupakan penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Nah, pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun bisa merusak alam.

        Jika jumlah penduduk semakin tinggi, maka akan semakin tinggi juga tekanan terhadap alam. Oleh karena itu, akan terjadi perusakan alam. Contoh dari faktor penyebab perubahan sosial yang disebabkan oleh alam seperti mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah.

        Padahal hal ini bisa mengakibatkan lahan pertanian menjadi menyempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.

B. Peperangan

        Adanya peperangan di suatu wilayah juga menjadi faktor penyebab perubahan sosial. Hal ini mengakibatkan berubahnya kepribadian setiap individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

        Perubahan sosial karena peperangan ini bisa terjadi karena melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil.

        Selain itu, akan membawa akibat yang berarti bagi masyrakat setempatnya. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.

C. Pengaruh dari Kebudayaan dan tata hidup Masyarakat lain
        Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat memiliki kecenderungan untuk saling mempengaruhi dan terjadi pertukaran kebudayaan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Namun seandainya pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.

        Jika suatu kebudayaan memiliki taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser. Pertemuan tersebut terjadi akibat adanya komunikasi massa antara kedua belah pihak.
        Nah anak-anak, beberapa hal di atas bisa kita katakan sebagai faktor penyebab perubahan sosial. Menurut kalian, adanya ojek online, selebgram, hingga vloger, merupakan bagian perubahan sosial atau bukan?? Benarkah mereka bagian dari pelaku-pelaku perubahan sosial? Apa penyebab terjadinya hal tersebut??
        Okee, sampai di sini dulu ya perjumpaan kita pada pertemuan kedua ini. Minggu depan kita akan bertemu pada pembahasan berikutnya. Namun jika masih ada yang kurang jelas, silakan bertanya yaa. Dan jangan lupa, mengisi daftar hadir di bawah ini Salam sehat dan semangat selalu yaa. Oh iya jangan lupa follow IG BK SMA Negeri 2 Kraksaan dengan nama akun @bksman2kraksaan. Terima kasiih😊

Monday, July 27, 2020

Pertemuan 2- Pembelajaran Daring Sosiologi Kelas XI IPS- Selasa, 28 Juli 2020

        Selamat pagi anak-anakku kelas XI IPS. Kembali berjumpa bersama pak Ziqi dalam pembelajaran daring sosiologi pertemuan kedua. Kemarin kita kan sudah membahas mengenai kelompok sosial, bagaimana menurut kalian? Ada apa tidak nih kelompok sosial di lingkungan kalian?? Coba jawab, hehe. Tapi sebelum itu, akan saya lanjutkan yaa pembahasan tambahan dari materi kita seminggu lalu. 
        Masih tentang dasar pembentukan kelompok sosial. Ada pun pengertian kelompok sosial yang disarikan dari berbagai pendapat ahli adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan, saling berinteraksi, sehingga mengakibatkan munculnya kebersamaan dan rasa saling memiliki. Tentu ini nyambung dengan pengertian individu dan kelompok yang pernah kalian pelajari di kelas X kemarin, masih ingat kaan?
        Nah, bagaimana sih ciri-cirinya kelompok sosial itu? Apakah orang yang kumpul-kumpul di pinggir jalan dengan memainkan HP masing-masing bisa disebut kelompok sosial? Untuk memastikan itu, yuk kita lihat ini dia ciri-cirinya: 
1. Kelompok sosial adalah satu kesatuan yang nyata, dapat dikenal, dan dapat dibedakan kelompok sosialnya
2. Tiap anggota kelompok sosial merasa memiliki kepentingan yang sama, dan mempertahankan nilai-nilai kehidupan yang sama
3. Tiap kelompok sosial memiliki struktur sosial
4. Tiap anggota kelompok sosial memiliki peran yang berbeda
5. Tiap kelompok sosial memiliki norma-norma kelakuan yang mengatur peran anggota 

        Nah, minggu depan kita akan belajar proses dan faktor pembentuk kelompok sosial, kalian bisa searching-searching dulu di dunia maya atau tanya kakak kelas kalau penasaran. Kalau belum penasaran, tunggu meeting berikutnya dengan pak Ziqi yaa minggu depan. Salam sehat dan semangat selalu anak-anakku kelas XI IPS💪😊

Berikut link daftar hadir kegiatan hari ini, jangan lupa klik link di bawah ini dan isi dengan lengkap yaa:

Sunday, July 26, 2020

Relakskan Pikiran Kita Dulu Yuuk

Mari mencium hujan bersama Yiruma sebagai wujud rasa syukur kita pada Tuhan yang mencipatakan alam ini dan resapi bersama hati kita yaa..😊

Angket Kebutuhan Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kraksaan Tahun Pelajaran 2020-2021

        Selamat pagi anak-anakku kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kraksaan. Kembali bertemu dalam ruang maya layanan BK untuk kelas XI IPA. Mohon bisa mengisi angket kebutuhan pada link di bawah ini yaa. Sebagai bentuk penyusunan program materi satu tahun ke depan sesuai angket yang kalian isi. Bagi yang telah mengisi dianggap telah mengisi absen pada layanan BK hari ini. Terima kasih.
Berikut linknya, silakan diklik ya:
https://forms.gle/27hSwGXmsjXivRVZ6

Friday, July 24, 2020

Angket Kebutuhan Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kraksaan Tahun Pelajaran 2020-2021

Selamat pagi para siswa siswi kelas XI IPS. Mohon bisa mengisi angket kebutuhan peserta didik kelas XI sebagai instrumen untuk dasar layanan BK. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda  saat ini, dengan cara memilih iya atau tidak. Jawaban anda akan kami rahasiakan maka silakan isi  sesuai apa yang anda alami dan rasakan.  Terima kasih. 

Silakan klik dan mohon mengisi sesuai apa yang anda rasakan ya

Thursday, July 23, 2020

ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK KELAS XII IPS TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Selamat pagi para siswa siswi kelas XII IPS. Mohon bisa mengisi angket kebutuhan peserta didik kelas XII sebagai instrumen untuk dasar layanan BK. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda  saat ini, dengan cara memilih iya atau tidak. Jawaban anda akan kami rahasiakan maka silakan isi  sesuai apa yang anda alami dan rasakan.  Terima kasih. 

Wednesday, July 22, 2020

Pengenalan Layanan BK SMA Negeri 2 Kraksaan-Pertemuan 1

        Selamat datang peserta didik baru SMA Negeri 2 Kraksaan tahun pelajaran 2020-2021. Saya ucapkan selamat bergabung menjadi keluarga besar SMA Negeri 2 Kraksaan. Selama tiga tahun pelajaran ke depan, kita akan bersama mengarungi kehidupan bersekolah di sekolah kita tercinta ini. Sudah siap berpetualang?? Saya yakin pasti sudah siap. Namun jika ada yang belum siap, mari bergandeng tangan untuk menyiapkan diri kita masing-masing. 
        Kalian telah memasuki tingkatan baru. Yakni menuju masa remaja akhir. Semakin bertambah tingkatan, maka akan banyak tanggung jawab dan tantangan yang menunggu kalian. Baik itu di rumah maupun di sekolah. Apalagi saat ini kalian dihadapkan pada tantangan melakukan belajar daring, pasti ada banyak dampak/hal yang kalian rasakan. Mungkin bisa asyik, bisa jenuh, bahkan bisa bosaaaan sekali. Apalagi jika kita juga menghadapi berbagai problematika yang kompleks. Serta ketidakpahaman kita tentang materi pembelajaran dan cara belajar yang tepat saat era corona ini. 
        Nah, di sini lah Bimbingan dan Konseling hadir untuk bersama kalian, peserta didik SMAN 2 Kraksaan, menjalani kehidupan bersekolah dengan lancar. Kita bisa saling bertukar pikiran, dan saling mendapatkan informasi terkait hal-hal yang kalian butuhkan untuk belajar dan mengembangkan potensi diri secara maksimal di sekolah tercinta kita. 
        Lantas ada apa saja sih dalam layanan BK pak? 
Bidang layanan BK ada empat hal yang menjadi bidang layanan utama guru BK dalam melayani kalian sebagai klien/konseli di sekolah, diantaranya adalah : 
1) Bidang Pribadi
 Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling kepada
peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai
perkembangan pribadi yang optimal dan mencapai kemandirian,
kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya

2) Bidang Sosial 
Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling kepada
peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya
 
3) Bidang Belajar
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik antara lain adalah mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya

4. Bidang Karier
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik untuk memahami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi
dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan melihat kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya.
 

Yups, bagaimana anak-anak? Sudah paham sebagian tugas BK kan? Ya, jadi tugas BK itu tujuan utamanya memberikan layanan terbaik kepada siswa siswi untuk mampu mengembangkan potensi dirinya, mandiri dalam mengambil keputusan, sehingga dapat menjalani kehidupan sekolah dengan baik dan bermanfaat. Jadi jangan ragu untuk berkonsultasi, atau pun sekedar diskusi bersama guru BK yaa. 

Okeee, setelah mengenal BK, jangan lupa follow IG BK SMAN 2 Kraksaan yaa, nama akunnya @bksman2kraksaan. Dan jangan lupa untuk mengisi daftar hadir kegiatan mengenal BK hari ini pada link daftar hadir: https://forms.gle/DoiXfQeStZQSZA646

Semangaat selaluu!!😊😉
  

Monday, July 20, 2020

Pertemuan 1-Pembelajaran Daring Sosiologi Kelas XII IPS-Rabu 22 Juli 2020

Definisi Perubahan Sosial
        Pada pertemuan pertama, kita akan mengawali belajar mengenai perubahan sosial. Ada kah yang pernah mengetahui atau membaca mengenai perubahan sosial? 
Kehidupan kita pasti akan selalu mengalami perubahan. Jika 100 tahun lalu orang kesulitan untuk menghubungi saudaranya yang berjarak 100 kilometer dari rumahnya, saat ini sudah tidak lagi. Tanya kabar bisa melalui ponsel yang ada aplikasi WA nya, menelepon langsung, hingga memakai aplikasi zoom meeting. Hal ini lah yang dapat kita namakan sebagai perubahan. 
        Bahasa kerennya, perubahan pada dasarnya adalah modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Artinya ada pergeseran pada struktur sosial dan pola budaya pada masyarakat tertentu. Pergeseran-pergeseran itu lah yang menjadi pemahaman dari perubahan. 
Lantas apa sih yang bisa kita namakan perubahan sosial??
        Perubahan yang terjadi pada masyarakat sepajang masa. Gejala umum yang terjadi pada masyarakat sepanjang masa. Jadi perubahan sosial bisa kita katakan niscaya atau pasti akan terjadi pada setiap masa. Dulu kita tidak pernah mengira akan ada ojek online. Sekarang ternyata ojek online telah menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat Indonesia. Ini lah perubahan-perubahan sosial yang nyata terjadi. 
        Perubahan sosial juga bisa berupa dua hal loh. Yakni kemajuan dan kemunduran. Kemajuan jika perubahan sosial semakin memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhannya dan dalam menjalani kehidupan. Sedangkan mundur, jika perubahans sosial malah lebih dominan membawa ke arah yang tidak menguntungkan. 
Nah, sampai sini dulu yaa materinya. Jika ada pertanyaan silakan tuliskan pada post comment di bawah bacaan ini. Salam sehat dan semangat selalu untuk kelas XII IPS SMA Negeri 2 Kraksaan. 

Berikut link daftar hadir pada pertemuan 1 ini. Silahkan diklik ya

Pertemuan 1- pembelajaran daring Sosiologi kelas XI IPS- Selasa, 21 Juli 2020

Selamat datang para peserta didik kelas XI IPS pada pertemuan 1 pembelajaran daring Sosiologi. Sebelumnya saya ucapkan selamat karena telah naik kelas dan melanjutkan belajar ke tahap berikutnya. Saat pandemi covid 19 ini dengan berat hati memang kita belum bisa belajar bertatap muka di sekolah. Namun lewat google classroom, wa, dan blog pak Ziqi ini, kita tetap akan terus belajar demi meningkatkan kualitas. 
Nah kali ini kita akan membahas mengenai Dasar Pembentukan Kelompok sosial
Sudah ada yang pernah mengetahui mengenai Kelompok sosial? Kalau tidak ada, saya akan bagikan dulu mengenai bagaimana sih dasar pembentukannya?
Ringkasnya, salah satu utama dasar pembentukan kelompok sosial yakni keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan manusia lain, mendorong untuk membentuk kelompok masyarakat yang nantinya disebut kelompok sosial. 
Ada pun dalam dasar pembentukan kelompok sosial juga ada hakikat kelompok sosial, yakni keinginan individu untuk belajar bersama dengan para peserta didik. Dan keinginan untuk menjadi satu dengan alam. 
Lantas apa sih kelompok sosial dan apakah ada bentuknya? Apakah XI IPS termasuk kelompok sosial?
Tentu saja ada, dan itu akan menjadi pembahasan kita berikutnya. 
Jika ada pertanyaan, silahkan ketik pada kolom komentar di google classroom anda ya. Salam sehat dan semangat selalu😊😉


Berikut link daftar hadir telah mengakses materi pembelajaran daring sosiologi mengenai dasar pembentukan kelompok sosial. Silahkan klik dan diisi yaa. 

Pertemuan Pertama Layanan BK Daring XI IPA-20 Juli 2020

Sebelum lebih jauh mengikuti pembelajaran daring pada semester ganjil tahun pelajaran 2020-2021, bagikan apa yang telah kalian lakukan dan alami pada link di bawah ini yaa.. Semangaat😉😉

Silahkan mengisi : 

Sunday, July 19, 2020

Cerpen Lepas

Lepas

Oleh : Masbahur Roziqi

Penulis adalah guru BK SMA Negeri 2 Kraksaan Kab. Probolinggo, Jawa Timur

“Pak saya mau berhenti saja.”

Ucapan itu bagai petir menggelegar di siang bolong. Sebelum mendengar itu, aku masih terpaku dengan tumpukan berkas hasil tes EQ para muridku. Kini perhatianku dipaksa beralih. Aku lihat sumber suara itu. Sambil memicingkan mata, berusaha kukenali sosok siswi yang tepat duduk di depan mejaku ini.

Sek, sek, enteni, ada apa tho nduk, ayo lungguh dhisik.”

Kulihat dia menghela napas panjang. Bahkan hembusannya sampai terasa di wajahku. Dia memonyongkan mulutnya. Perlahan ditariknya kursi plastik berwarna hijau yang ada di sebelah kanannya. Tangannya bersedekap di perut. Dia melihat ke bawah.

“ Hmmmmm.......”

“Ayo ada apa sih nduk?”

“Gimana ya pak...”

“Tadi kamu bilang mau berhenti, berhenti apa maksudnya. Silahkan cerita, mungkin bapak bisa membantu. Pelan-pelan saja dan terbuka ya”

“Nggak jadi deh pak.”

Siswi ini langsung bangkit dan berjalan cepat ke arah pintu keluar. Asyem. Umpatku. Tanpa sadar kata itu terbersit dalam pikiran. Aku hanya bisa tercenung. Belum juga tahu nama dan kelasnya, eh siswi itu sudah pergi. Pekerjaan Rumah (PR) nih, gumamku.

Lemari data siswa jadi tempatku menyibukkan diri. Sebagai guru, aku memang memiliki data siswa. Mengenai siswi “misterius” tadi, aku sungguh penasaran. Aku ingat wajahnya. Kutelusuri satu persatu data mulai kelas X hingga kelas XII. Dan, nah ketemu!! N-i-n-d-i...

**

Siang ini aku sungguh tidak semangat. Padahal sudah pulang sekolah. Kalau melihat teman-teman, rasanya iri. Aku masih kelas X. Umurku masih 16 tahun. Masih waktunya bermain dan belajar. Ini masih SMA, aku seharusnya tidak galau seperti ini. Tapi kondisi ini..... Ah entahlah. Mungkin sudah takdir. Rasanya ingin aku hempaskan saja tubuh ini. Beberapa alternatif tempat sudah aku pikirkan. Pinggir jurang, tebing laut, atau tepi jalan tol. Banyak sekali. Masih bingung memilih. Mungkin nanti, kalau aku sudah benar-benar capek.

Kulihat lelaki berkumis itu sudah berdiri di depan mobilnya pas dekat pintu gerbang sekolah. Mobil sedan putih. Kacanya gelap. Segelap orangnya aku pikir. Muak aku melihat orang yang lebih pantas kupanggil om ini. Seperti biasa dia selalu tersenyum menyeringai. Padahal giginya jelek. Ah orang ini tidak ada bagus-bagusnya.

“Halo sayang, mau kemana hari ini rencananya?”

“ Terserah” ujarku sambil membuka pintu mobil bagian depan.

“ Waw jangan cemberut begitu donk sayang,” kata lelaki itu sambil memegang daguku.

“ Ayoo mau pergi atau nggak nih. Aku pulang sendiri deh kalau kelamaan di sini.”

“ Iya iya sayang, ayo kita pergi ke tempat biasanya yaa, hehehe.”

Mobil putih itu pun meluncur pergi. Tapi tidak dengan kegalauanku. Selalu seperti ini. Lelaki berkumis ini pasti selalu menjemputku sepulang sekolah. Tidak sekedar menjemput. Dia selalu minta dilayani nafsunya. Ya, nafsu birahinya. Minimal sebulan tiga kali. Aku terpaksa melayaninya. Dia selalu mengancamku, mengancam ibuku, mengancam kami berdua. Siapa lelaki berkumis itu? Dia lah selingkuhan ibuku. Dia datang saat ayah ku tidak lagi peduli pada ku dan ibu. Saat ayah hanya datang pada ibu untuk memukul dan bertengkar.

“ Buuu, aku tidak mau lagi digituin om itu buuu. Aku muak, aku males lihat orang itu.”

“ Sudah lah Nak bertahan saja. Dapat dari mana uang kalau tidak dari Mas Rokib, nak. SPP dan tanggungan sekolahmu masih belum lunas.”

“ Biar aku cari kerja saja, Bu.”

“ Jangan Nak, kamu harus sekolah.”

“ Aku malu bu sama teman-teman. Daripada bergantung sama om itu terus.”

“ Biar sudah Nak, yang penting kamu dapat uang buat sekolah.”

“ Kalau gini aku ingin keluar sekolah saja bu.”

Ibuku terlihat naik pitam. Dia mulai mengumpat.

Arep dadi opo gak sekolah kon!! Wes uripe ibukmu ancur ngene, kon arep melu-melu ha!! Sudah turuti ae om Rokib iku!!”

Percakapan itu terlintas kembali dalam ingatanku. Wajah ibuku, ayah, dan diriku sendiri. Ingin aku robek ingatan itu. Bebanku semakin berat. Kulihat bangunan hotel itu sudah tampak tidak jauh dari sedan yang kutumpangi. Rutinitas bulanan ku dengan om jahanam itu kembali dimulai.

**

Informasi yang kudapatkan sukses membuatku pusing. Nindi, siswi kelas X A1 termasuk yang sering menjadi keluhan para guru. Mulai tertidur saat jam pelajaran, sering terlambat masuk sekolah dan masuk kelas, hingga sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Aku telusuri data keluarganya. Ayahnya sopir truk, dan ibunya pekerja rumah tangga. Saat SMP termasuk siswi yang aktif di OSIS.

“ Nindi hari ini masuk?” tanyaku pada ketua kelas X A1, Joseph Bintoro.

“ Tadi masuk Pak, tapi sekarang sudah tidak di kelas lagi Pak. Tadi izin,”

“Kemana?”

“ Tidak tahu Pak. Oh itu Pak, Nin sini dipanggil Pak Aryo”

Nindi terlihat terkejut saat Joseph memanggilnya. Dia berjalan perlahan ke arah ku. Wajahnya sesekali menunduk. Aku mempersilahkannya masuk ke ruanganku. Kupilih sofa tamu untuk kami berkomunikasi.

“ Nin, masih ingat bapak kan? Coba Nindi ceritakan yang kemarin Nindi ke sini.”

“ Tidak ada apa-apa Pak. Hanya iseng”

“ Hanya iseng? Tapi bagi bapak itu bukan iseng. Apakah yang Nindi pikirkan?”

“ Saya permisi Pak” sambil dia bangkit dan beranjak pergi.

Dengan refleks, aku memegang tangannya. Ekspresinya tidak kuduga. Dia melotot. Matanya berkaca-kaca. Wajahnya memerah.

“ Lepaskan tangankuuuu!!!!” teriaknya sambil menghempaskan tangannya dari peganganku. Dia langsung berlari keluar ruangan.

Sekali lagi, Nindi membuatku melongo....

**

Aku terus berlari di lorong sekolah. Jantungku berdegup kencang. Pegangan tangan pak Aryo, entah mengapa membuatku merasa jijik. Aku muak melihat tangan lelaki dewasa menyentuh anggota tubuhku. Bahkan mungkin aku bisa dibilang trauma. Kuhempaskan saja tangannya. Emosiku memuncak. Bayangan pria menjijikkan yang sekarang menjadi kekasih gelap ibuku kembali muncul. Aku mau muntah tiap mengingatnya.

Sudah sejak SMP aku menjadi budak nafsunya. Genggaman tangan pak Aryo tadi refleks mengingatkanku pada perlakuan yang selama ini aku terima dari pria jahanam bernama Rokib itu. Sudah tidak terhitung berapa kali dia menggerayangi tubuhku. Dan aku hanya bisa pasrah. Pria ini yang membiayai seluruh biaya sekolahku sejak SMP. Dia pula yang memberi ibu uang belanja untuk makan kami sehari-hari. Ibu ku pun menyerah padanya.

Tapi kali ini aku sudah tidak kuat. Perutku mual. Rasanya ingin muntah. Kepalaku pusing. Sejenak aku bersandar ke dinding. Beberapa siswi kelas lain menghampiriku. Tak kudengar jelas suara mereka. Hanya seperti bergumam. Samar-samar. Kurasakan mereka memapahku. Ruang UKS menjadi tempat tujuan mereka.

**

Aku hanya ingin lepas. Lepas dari pria jahanam itu. Lepas dari ruwetnya hubungan ayah dan ibuku. Lepas dan bebas menggapai impianku. Pak Aryo menjadi tempat teduhku. Berdialog dengannya di UKS membuatku tenang. Agak menyesal tidak berbicara dengannya lebih awal. Kata-katanya meneduhkan hatiku.

Pulang sekolah, aku tidak lagi dijemput pria jahanam itu. Pak Aryo mengantarkan aku. Dia bersimpati kepadaku. Beberapa kali dia menggenggam tanganku saat terbaring lemah di UKS. Senyum selalu menghiasi wajahnya tiap berbicara denganku. Pak Aryo memboncengku dengan motornya.

Motor itu pun melaju di jalanan kota kelahiranku. Semilir angin menerpa badanku. Namun itu tidak lama. Aku memandangi jalan yang kami lalui. Arah jalan yang membuatku selalu bergidik jijik tiap melewatinya. Namun aku tidak berani bersuara. Di depanku adalah guruku. Orang yang kuhormati setelah ayah ibuku. Laju motor berhenti. Tepat di depan bangunan brengsek yang sangat aku benci. Hotel laknat tempat si Rokib menggarapku.

“ Ayo Nin.” ujar pak Aryo sambil tersenyum.

“ Tapi pak ini....”

“ Ayo lah ini untuk menghadapi traumamu”

Ucapan pak Aryo membiusku. Dia merangkul pundakku. Sampai resepsionis, dia memesan kamar. Digandengnya tanganku.

“ Kali ini kamu tidak akan kecewa. Ayo sayang.” Sorot matanya seperti sorot mata Rokib si pria jahanam itu.

Tubuhku mendadak lemas. Rasanya aku belum lepas.


Modul dan Handbook Olimpiade APBN 2020

Halo para peserta olimpiade APBN 2020. Seleksi online akan kembali diselenggarakan Politeknik Keuangan Negara STAN pada 29 Agusuts 2020 mendatang. Jangan lupa mengunduh handbook dan modul OAPBN 2020 yaa. Bisa mengunduh di https://drive.google.com/file/d/1Y9FYSqLJJ0Ez_WaYnFqZi1vM4aMpOdmw/view?usp=sharing (modul).

Selamat berjuaaang!!

Urgensi RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Urgensi RUU PKS

Oleh : Masbahur Roziqi

Saya ingin menulis langsung pada intinya. RUU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual) sangat urgen disahkan DPR. Kebijakan pencabutan RUU ini dari prolegnas prioritas 2020 perlu peninjauan ulang. Jika gagal memperjuangkan ini, akan banyak hati korban yang terluka. Dapat menjadi preseden buruk pula ketika kelak muncul korban baru. Mereka tidak akan terlindungi instrumen RUU ini. Miris.

Mengapa saya mendukung pengesahan RUU PKS ini? Karena poin-poin di dalamnya mencerminkan perlindungan pada korban kekerasan seksual. Serta hukuman maksimal bagi para pelaku kekerasan seksual. Tentu ini hal yang patut saya dukung. Termasuk silakan para pembaca juga dukung. Tidak ada ruginya mendukung sebuah gerakan yang bertujuan melindungi harkat martabat manusia. Melindungi dari kekejaman kekerasan seksual.

Kasus nyata kekerasan seksual juga tampak pada pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan M. Thohir kepada bocah lima tahun, Ri,  di desa Tanggulangin, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Kekerasan seksual itu termasuk bagian dari kejahatan terhadap kemanusiaan. (Jawa Pos Radar Bromo, 9/7/2020)

Banyaknya kasus kekejaman kekerasan seksual juga bisa pembaca lihat pada data resmi yang dirilis Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Data resmi banyaknya korban kekerasan seksual bisa dilihat pada data catatan tahunan (Catahu) komnas perempuan tahun 2020. Komnas perempuan menyebutkan kekerasan seksual pada perempuan di ranah publik atau komunitas tahun 2019 meliputi beberapa jenis. Kekerasan seksual tersebut antara lain perkosaan sebanyak 715 kasus, pencabulan 551 kasus, dan pelecehan seksual 520 kasus.

Selain itu komnas perempuan juga merilis data kekerasan seksual pada perempuan di ranah rumah tangga atau personal privat. Data kekerasan seksual pada perempuan di ranah rumah tangga atau personal privat tahun 2019 tersebut antara lain inses sebanyak 822 kasus, perkosaan sebanyak 792 kasus, persetubuhan 503 kasus, pencabulan 206 kasus, eksploitasi seksual 192 kasus, dan pelecehan seksual sejumlah 137 kasus.

Ya, kekerasan seksual sangat kejam. Bahkan saya tidak ragu menyebutkan kejahatan kekerasan seksual adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Para pelaku mengorbankan jiwa kemanusiaannya. Dan parahnya, mereka merenggut harkat kemanusiaan korbannya. Menyisakan trauma mendalam yang tentu akan para korban tanggung. Butuh pendampingan terus menerus dan konsisten untuk kembali meneguhkan konsep diri korban melawan traumanya.  

Pertimbangan RUU ini pun jelas menempatkan kekerasan seksual sebagai musuh bagi kemanusiaan. Dalam poin b RUU ini menyebutkan bahwa setiap bentuk kekerasan seksual merupakan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang harus dihapus. Kalimat itu menjelaskan besarnya bahaya tindak kejahatan kekerasan seksual. Tidak hanya menghancurkan hidup korban melainkan nantinya membuat pelaku teguh dengan relasi kuasanya. Korban memiliki kedudukan tidak setara dengan pelaku. Dengan RUU ini, kedudukan itu bisa terusik. Perlindungan dan penindakan hukum kepada pelaku akan mendobrak relasi kuasa dan memberikan keadilan bagi korban.

Selain itu dalam pertimbangan tersebut juga menjelaskan RUU ini berspektif perlindungan korban, yakni pada poin c. Yaitu bahwa korban kekerasan seksual harus mendapat perlindungan dari negara agar bebas dari setiap bentuk kekerasan seksual. Secara tegas RUU menyampaikan bahwa negara memiliki peran besar untuk melindungi korban. Itu berarti segala wewenang negara harus dikerahkan untuk melawan langgengnya kekerasan seksual menjamah negeri ini.

Saya sendiri beberapa kali berempati pada cerita-cerita para korban kekerasan seksual. Beberapa diantaranya murid saya. Mereka menyampaikan kekerasan seksual yang dilakukan orang terdekatnya. Dengan berurai air mata. Geram ketika teringat perbuatan pelaku. Namun tidak bisa berbuat apa-apa. Kejadian sudah berlalu. Ketika mereka remaja SMP atau SD. Saat ingat rasanya ingin menangis. Mau menceritakan pada keluarga, takut mendapat marah atau hubungan keluarga retak. Apalagi pelaku orang terdekat keluarga.

Kegalauan para korban ini lah yang berupaya dihapus oleh RUU PKS. Beberapa ancaman pidana terhadap pelaku sangat proporsional dan menyeluruh. Termasuk jika pelaku kekerasan seksualnya adalah anak-anak. Tingkat sanksinya sesuai tahap perkembangan masing-masing.

Contohnya pada pasal 112 ayat 2 yakni jika tindak pidana perkosaan dilakukan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat atau pejabat, maka mendapat pidana penjara minimal 12 tahun dan maksimal 20 tahun. Itu pun juga ditambah pidana tambahan berlapis. Yakni pidana tambahan ganti kerugian, kerja sosial, dan pembinaan khusus. Artinya RUU PKS ini berupaya menghadirkan keadilan dengan pemberatan hukuman pelaku sesuai perannya di masyarakat.

Berkaca pada pengalaman para korban kekerasan seksual tersebut, termasuk murid saya, saya tidak sepakat jika RUU ini diturunkan dari prolegnas prioritas tahun 2020-2024. Justru DPR sebagai wakil rakyat harus mampu membahas RUU ini dengan lebih serius. Masak begitu saja menyerah. Tunjukkan bahwa wakil rakyat serius memperjuangkan RUU PKS untuk melindungi para korban kekerasan seksual. Termasuk menghadirkan keadilan bagi mereka.

Di saat saya menulis ini, saya sedang melihat akun instagram mantan murid saya yang sempat menjadi korban kekerasan seksual tersebut. Relasi kuasa yang timpang lah yang membuatnya terjerat tindak kejahatan kekerasan seksual tersebut. Belum adanya RUU PKS turut menyumbang ketidakberdayaan murid saya tersebut. Saat ini dia berupaya terus melangkah maju. Tidak lagi menoleh ke belakang. Nomor ponsel si pelaku dia blokir. Sehingga dia tidak perlu sampai membaca beberapa kali WA yang berisi nada teror dan melecehkannya.

Harus ada yang mengingatkan langkah pencabutan pembahasan RUU PKS ini bukan hal baik. DPR perlu mengundang korban-korban kekerasan seksual secara anonim atau lengkap identitasnya (sesuai permintaan korban) untuk mendengarkan kesaksian mereka. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana narasi memilukan para korban. Bahwa RUU ini sangat penting bagi korban untuk menegakkan keadilan bagi mereka. Dan tidak ada lagi korban-korban yang mengalami kejadian sama seperti mereka.

Gerakan mengkritisi usulan pencabutan RUU PKS dari prolegnas prioritas harus terus menerus digulirkan publik. Konsolidasi dan koordinasi untuk meminta DPR membatalkan rencana tersebut perlu menjadi agenda utama gerakan ini. Adakan lagi dialog dan diskusi intens dengan beragam kalangan untuk membahas RUU ini. Pembahasan harus komprehensif dan mendengarkan berbagai masukan. Tidak tiba-tiba memutuskan untuk menurunkan RUU PKS dari prolegnas. Tentu ini tidak elegan.

Saya sendiri berniat mengadakan diskusi daring bersama para peserta didik saya menyikapi usulan pencabutan RUU PKS ini. Kita perlu mendengar dan menyampaikan tentang isu dalam RUU PKS ini. Bahwa Indonesia memiliki produk hukum yang akan melindungi para korban kekerasan seksual. Dan RUU ini harus mendapat pengesahan baik dari DPR maupun pemerintah agar bisa berlaku di negeri ini. Jadi jangan lah bosan meneriakkan dan menuliskan: #SahkanRUUPKS-SahkanRUUPenghapusaKekerasanSeksual!

Penulis adalah guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 2 Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Seorang guru yang terus berusaha menjadi profesional dan humanis. Mencintai berdiskusi bersama para murid di ruang kelas dan ruang maya.


Joker, Kita, dan Absennya Negara

Joker, Kita, dan Absennya Negara

Oleh : Masbahur Roziqi

Penulis adalah guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 2 Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Film Joker menghentak dunia. Simbol tokoh antagonis ini kembali menyapa masyarakat. Namun kali ini bukan sebagai utuh tokoh jahat saja. Melainkan menelisik akar munculnya kejahatan dalam dirinya. Kejahatan yang sebenarnya berasal dari perlakuan masyarakat di sekitarnya. Masyarakat seperti kita yang hidup penuh interaksi. Walau pun tanpa kita sadari interaksi tersebut mulai terasa hampa.

Interaksi hampa dan menyakitkan. Itu lah yang saya tangkap usai melihat film Joker. Sebelum menjadi Joker, dia adalah seorang laki-laki sederhana bernama Arthur. Dia merawat ibunya seorang diri. Bekerja sebagai badut menghibur banyak orang untuk mendapatkan penghasilan. Dalam kesehariannya dia memegang teguh pesan ibunya untuk selalu tersenyum dan tertawa. Meskipun dalam hidup akan banyak tantangan dan ketidakadilan yang dia hadapi.

Benar saja, dalam film tersebut, si Arthur mengalami banyak ketidakadilan. Beberapa remaja dan pemuda elit bertampang parlente memukulinya. Hanya karena dia seorang badut dan layak untuk dilecehkan dan disakiti. Bahkan ketika naik bus usai mendapat pukulan dan menjalani konseling, Arthur masih saja mendapat perlakuan tidak nyaman dari seorang ibu. Dia melarang anaknya bercanda dengan Arthur. Padahal saat itu, si Arthur tengah menghibur anak tersebut dengan candaannya. Si anak senang, namun ibunya malah marah dan melarangnya. Kembali Arthur tertawa, walau saya merasakan dirinya menangis dalam hati mendapat begitu banyak kekerasan fisik dan mental hari itu.

Puncak keputusasaan Arthur atas keadilan terjadi saat tokoh idolanya, Murray Franklin, seorang komedian televisi, membuat dirinya sebagai banyolan. Murray menertawakan cita-cita dan mimpi Arthur menjadi seorang komedian profesional yang akan membahagiakan banyak orang dengan tingkah konyolnya. Sekali lagi hati Arthur teriris. Setelah ibunya membohongi dia, tokoh masyarakat kota Gotham Thomas Wayne memukul mukanya, kali ini sang tokoh idola pun melecehkan dia. Menghempaskan satu-satunya mimpi yang ingin dia bangun untuk menunjukkan potensi dirinya. Saat itu lah dia bertekad bahwa sebagian besar masyarakat sudah tidak adil terhadapnya. Dia ingin menertawakan penderitaan orang-orang. Dan dia ingin menjadi aktor pembuat penderitaan itu.

Sosok manusia jahat akhirnya muncul. Kali ini dia menafikkan hatinya. Dia ingin meluapkan penderitaannya menjadi sebuah komedi. Dan dia pun ingin menjadikan penderitaan orang lain sebagai komedi. “Kalian menjadikan penderitaanku komedi, dan aku pun juga ingin penderitaan kalian menjadi komedi bagiku” mungkin jika diterjemahkan menjadi kata-kata, itu lah yang ingin diungkapkan Joker pada setiap perbuatan jahatnya.

Kita bisa belajar banyak dari film ini. Joker dan kita adalah cermin kehidupan sebenarnya. Berkembangnya teknologi membuat segalanya menjadi mudah. Namun tuntutan hidup dan tantangan hidup semakin besar. Hal itu berdampak pada tekanan psikis yang berpotensi dialami banyak orang. Ada yang mampu mengelola kesehatan jiwanya dengan baik, namun tidak sedikit pula yang mulai limbung menghadapi tekanan. Terutama tekanan yang didapatkannya dari interaksi dengan lingkungan sosial. Baik keluarga maupun masyarakat.

Jika mencermati film Joker, tekanan lingkungan sosial lah yang membuat Arthur perlahan menjadi Joker. Dia yang semula hanya pekerja Badut biasa, mendapat banyak pelecehan dari orang-orang di sekitarnya.  Beberapa masyarakat yang melihat Joker mendapat penindasan hanya diam dan menganggap wajar. Dia yang seharusnya mendapat dukungan sosial berupa penguatan mental, malah mendapat pembiaran. Freak! Aneh! Hanya itu lah kesan yang dia dapat dari orang-orang di sekitarnya. Pembiaran itu turut mengentalkan antipati Joker kepada orang lain.

Satu hal lagi yang patut menjadi kritik adalah absennya negara, dalam hal ini, pemerintah daerah kota Gotham, terhadap orang seperti Joker. Dalam film tersebut, Joker tidak mendapat bantuan lagi  untuk obat-obatan dirinya yang mengidap skizofrenia. Dokter yang menanganinya mengatakan sesi konseling nya telah berakhir. Dan orang seperti Joker dan dokter itu adalah bagian yang tidak menjadi perhatian dari pemerintah setempat.

Pemerintah dapat belajar banyak dari film Joker ini. Bahwa kebijakan dan peraturan yang pemerintah buat harus sebesar-besarnya dilakukan untuk kemakmuran rakyat. Bukan untuk kepentingan elit semata. Diputusnya bantuan kesehatan Joker oleh pemda setempat menjadi bagian ketidakadilan otoritas kepada warganya. Si warga menjadi korban pembiaran. Dan akhirnya malah menjadi bumerang bagi negara. Yakni menambah jumlah angka pelaku kriminalitas. Yang sebenarnya bisa dicegah jika negara benar-benar merawat dan memberi dukungan sosial bagi si Joker.

Sekali lagi, Joker adalah korban ketidakadilan, wajah ketidakadilan, dan bentuk nyata ketidakadilan. Sudah saatnya kita dapat belajar bahwa mencintai sesama manusia dan memperlakukan mereka dengan penuh keadilan merupakan intisari dari kehidupan. Perlakukan lah orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Jika kita ingin selalu mendapat kebaikan dan keadilan dari orang lain, maka berbuat lah demikian pada orang lain. Jangan berstandar ganda, melecehkan orang lain namun tidak ingin dilecehkan orang lain. Karena itu sejak dini kita perlu selalu mengasah rasa empati kita, dan memperkuat sikap gotong royong dalam berinteraksi antar individu dan kelompok. Peduli terhadap gejala sosial yang ada di sekitar kita.

Joker pun sebenarnya tidak seluruh sikapnya total jahat. Ada momen ketika dia melepaskan seorang temannya yang mengalami kekurangan fisik saat dia usai mencelakakan orang lain. Padahal temannya itu merupakan saksi perbuatan kriminal yang dia lakukan. Dia mencium kening si teman dan memintanya pergi meninggalkannya. Itu artinya sebenarnya dalam lubuk hati paling dalam, dia juga tidak mau menindas orang yang lebih lemah dari dirinya. Ini lah bukti bahwa masih ada setitik cahaya dari diri Joker. Yang sayang sekali tidak mampu ditangkap baik oleh orang-orang terdekat, masyarakat, maupun negara.  Cahaya itu akhirnya redup dan tenggelam oleh ketidakadilan yang dia alami.

Kedua, kita berharap juga negara selalu hadir dan tidak absen kepada setiap warga negaranya. Terlebih kepada mereka yang memerlukan penguatan untuk memberdayakan dirinya. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian seperti di hutan rimba. Rangkul mereka dan pastikan negara tidak abai terhadap mereka. Negara harus hadir untuk rakyatnya. Demi amanat konstitusi melindungi segenap tumpah darah bangsa.

Bagi bapak dan ibu guru, mari bersama kita semakin menguatkan tekad dan kerja kita untuk memajukan pendidikan negeri ini. Bersama peserta didik, kita berusaha untuk saling memahami dan menghormati dalam setiap kegiatan di sekolah. Termasuk memastikan bahwa kekerasan tidak menjadi solusi dalam mendidik anak-anak murid kita. Karena kekerasan yang Joker alami turut menjadi pengantar dan penguat baginya untuk melakukan kekerasan yang sama pada orang lain. Mari menciptakan pendidikan humanis dan mencegah munculnya Joker-Joker baru dalam dunia pendidikan khususnya. Amin.


Cerpen Bungkam- Tragedi Mei 98

Bungkam

Oleh : Masbahur Roziqi

Penulis adalah guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 2 Kraksaan

Tan Mei Lin, itu nama asliku. Kalau ditanya nama Indonesia, aku menjawab nama yang sama. Namaku Tan Mei Lin. Titik. Itu saja. Tidak ada nama lain. Mengapa harus mengganti. Memang urgensinya apa? Aku terus bertanya dan mempertanyakan dalam hati. Tidak ada yang salah kok.

China. Itu kata yang sudah terlalu sering aku dengar. Berpapasan dengan orang, dalam satu pertemuan dengan orang, semua sudah sering aku dengar. Mereka jarang memanggil nama asliku. China. Kata singkat itu saja yang selalu aku terima. Banyak yang menyarankan aku ganti nama saja. Biar lebih Indonesia. Aku selalu protes jika diminta membahas ini.

“Ganti Cindy Larasati saja bagus kok. Lebih Indonesia,” ujar Dini, teman kuliahku di fakultas hukum Universitas Cemara.

“ Ngapain. Ini kan nama bagus. Nggak ah.”

“ Lah kamu sering risih dipanggil China sih. Yasudah itu kan resiko, apalagi secara fisik kamu memang chinese banget.”

“ Memang merekanya yang suka manggil gitu itu norak.”

Selalu berakhir dengan kejengkelan. Ya, aku jengkel. Jika ada yang mengajak membahas pengingkaran atas identitasku. Memang mengapa kalau aku China. Nggak ada masalah kan? Perkara orang manggil sinyo kek, china kek, Tionghoa kek. Bodo Amat!! Yang penting aku bangga dengan diriku.

Kalau aku sudah berprinsip seperti itu, teman-temanku pun hanya bisa manyun. Lucu kalau melihat ekspresi mereka begitu. Hehehe.

***

Masih banyaknya yang nyinyir dengan orang Indonesia etnis Tionghoa, membuatku penasaran. Apalagi jika dikaitkan dengan gadis etnis Tionghoa. Selalu saja ada yang menggelitik nuraniku. Mengapa mereka begitu melecehkan gadis Tionghoa? Buktinya aku ini. Sejak SMA, ketika aku lewat kerumunan lelaki yang “nonTionghoa” selalu saja ada yang nyeletuk,

“ Eh cik, putih banget kulitnya. Temenin abang donk.”

“ Hei china cakep, jalan bareng yuk.”

Awalnya sih aku menganggapnya hanya godaan kampungan. Namun semakin lama, godaan itu tetap dan terus berulang. Tidak hanya di satu kerumunan. Kerumunan lain pun pernah melakukan hal sama padaku. Mengapa ketionghoaan selalu jadi bahan bullying? Ini yang membuatku penasaran. Harus ada jawaban atas penasaran ini.

***

Aku memutuskan harus mengakhiri rasa penasaranku. Sebagai generasi milenial, kids zaman now, aku tidak boleh hanya menerima keadaan ini begitu saja. Harus ada penjelasan, mengapa masih saja ada pelecehan pada perempuan Tionghoa dengan kata-kata yang melibatkan nama etnis. Aku awali pencarianku dengan menghubungi beberapa kenalan. Salah satunya dengan Xiao Feng, teman masa kecilku.

“ Yo, tolongin aku donk. Aku pengen banget tahu tentang mengapa pelecehan atas nama etnis masih saja berlangsung hingga sekarang. Kamu tahu nggak enaknya nanya ke siapa?”

“ Kalau saranku sih mending nanya ke yang tua-tua, kan lebih berpengalaman tuh mereka.”

“ Siapa menurutmu?”

“ Gimana kalau ke panti jompo aja. Pasti ada yang menghabiskan masa tua di sana. Nanti sisanya tanya kakek nenek atau papa mamaku deh.”

Saran Xiao Feng aku turuti. Sesampai di panti jompo, ada 30 kakek nenek yang sepertinya hidup dengan damai di sana. Saling bercengkrama dan bercerita. Teduh sekali jika melihat mereka saling tertawa seusai bergurau. Aku coba mendekati salah seorang di antara mereka.

“ Nek permisi, boleh ganggu sebentar nggak?”

Si nenek tampak menatap aku dan Xiao Feng dengan seksama. Mulai ujung kaki hingga kepala rasanya tak luput dari jangkauan matanya. Perlahan dia mulai membuka suara.

“ Mau tanya apa nak memangnya sampai harus ke sini? Ini tempatnya para orang tua loh. Saya rasa kalian pasti ada maksud tertentu datang ke sini.”

“Saya dan teman saya ke sini pengeeen banget tanya sesuatu nek. Saya harap nenek mau sih sharing pengalaman dengan kami.” ujarku merayu si nenek.

Nenek itu pun manggut-manggut. Tidak begitu tua menurutku. Cuma tubuhnya sepertinya sudah renta kali. Sesekali dia menghela napas.

“Silahkan kalau begitu. Mau tanya apa memangnya nak.”

“Gini nek. Kan kita sama-sama etnis Tionghoa nih. Mengapa ya nek, kok mesti kalau tiap lewat dekat kerumunan lelaki yang notabene “nonTionghoa” selalu saja dilecehkan. Disiuli dan sebagainya. Menurut nenek itu mengapa”

Sambil menghela napas, nenek itu memajamkan mata. Terasa seperti berpikir keras. Beberapa kali dia juga coba menggelengkan kepalanya. Sesekali dia menatap teman di sebelahnya. Seperti meminta persetujuan.

“Hmmm. Berat sebenarnya. Menceritakan hal yang sangat ingin aku lupakan. Tapi agar kalian generasi muda paham dan tidak salah info, aku mau cerita pengalaman saja. Nanti kamu simpulkan sendiri.”

Ada intonasi berat dalam suaranya. Seperti menahan sesuatu. Aku makin penasaran. Apa gerangan yang akan diceritakan si nenek. Bahkan aku sudah siap dengan hape yang kuseting untuk merekam. Xiao Feng bagaimana? Sepertinya sih dia di sampingku. Tapi aku sudah terlalu fokus pada si nenek.

“Menjadi Tionghoa itu bukan pilihan, itu takdir. Dan tidak ada yang perlu disesali dari takdir menjadi Tionghoa. Walau memang dalam perjalanannya, banyak penderitaan yang sempat aku alami.” ujar nenek itu sambil melihat pada teman di sebelahnya.

Si nenek melanjutkan ceritanya. Jantungku berdebar. Ini saat yang kutungu. Penjelasan mengenai segala pelecehan yang kuterima. Semoga mencerahkan.

“Jawaban atas pertanyaan kamu itu sungguh kompleks nak. Tahun 1998, nenek mengalami apa yang dinamakan kerusuhan rasial. Sebuah peristiwa yang tidak akan pernah nenek lupakan walau nenek ingin sekali menghapusnya dari memori ingatan kepala ini.”

“Memori apa nek, hingga nenek mau melupakannya? Seburuk itu kah?”

“Bukan buruk lagi nak, tapi biadab!!” nada suaranya mendadak meninggi.

“Bisa nenek ceritakan?” Jantungku berdegup kencang.

“ Saat itu usia nenek sekitar 40 tahun. Saat kerusuhan berlangsung, sekitar pertengahan bulan Mei 98, nenek benar-benar seperti melihat neraka. Ratusan orang mengamuk. Menjarah dari toko-toko. Semuanya diangkut. Kaca toko, mobil semua yang ditemui di jalan dirusak. Suasana seperti mau perang.”

Nenek itu berjalan di antara kerusuhan. Tiba-tiba sekumpulan pemuda berambut cepak dan gondrong melihat ke arah si nenek. Sambil berteriak, dia menuding nenek.

“Woooy ada amoy di sini. Ayo selesein aja nambah satu lagi. Bawa dia juga.”

Teriakan mereka membuat si nenek ketakutan. Dia pun lari sekencang-kencangnya ke arah yang berlawanan dari para pemuda itu. Tidak berani sekali pun menoleh ke belakang. Teriakan demi teriakan tak dia pedulikan.

“Berhenti woy China bangsat!! Kalau kena mampus loe nanti. Tak ada ampun.”

Lari dan terus berlari. Itu saja pikiran yang ada dalam benak si nenek. Saat berlari itu dia juga mendengar jerit pilu beberapa perempuan. Sempat sekilas terlihat olehnya beberapa gadis yang diseret sekelompok pemuda. Secara fisik sama dengan dia. Bermata sipit, berkulit kuning langsat, dan memiliki paras oriental. Sambil tertawa-tawa, mereka menyeret para gadis malang itu.

“Beruntung saat aku lari, masih ada yang menyelamatkan aku. Seorang bapak dan ibu yang aku lupa namanya, menyuruh ku masuk ke rumahnya. Rupanya mereka kasihan melihatku berlari kesetanan. Sesampai di dalam rumah, mereka menyuruhku diam dan bersembunyi di lemari kamar.”

Sekelompok pemuda itu masih menyisir area rumah sekitar tempat persembunyianku. Bahkan bapak dan ibu yang menyembunyikan aku turut diinterogasi. Kudengar mereka bahkan mengancam bapak dan ibu itu.

“Beneran tidak ada amoy lewat sini?? Awas kalau bohong kalian berdua juga bisa saya bunuh.” kata si lelaki sambil meludah.

“Aku menangis. Di lemari yang sempit itu pikiranku kacau dan tak terasa aku menangis. Tidak kubayangkan ini terjadi padaku. Hampir saja aku jadi korban kebuasan manusia-manusia biadab itu. Sial sekali jadi China, pikirku.”

Si nenek berusaha nampak tegar. Dia menyeka air matanya. Kisah ini berusaha dia pendam. Tidak pernah sekali pun diungkit lagi. Dia merasa tidak ada gunanya mengungkit dan menuntut. Toh pemerintah tidak akan mendengarkan.

“ Sampai saat ini masih banyak yang memilih bungkam dan tidak cerita apa-apa tentang kekerasan seksual massal pada etnis Tionghoa saat itu. Bungkam lebih baik daripada kami bersuara tapi tidak ada tindak lanjutnya.”

Aku terbius. Hanya bisa duduk termangu mendengarkan cerita si nenek. Tidak kubayangkan betapa mencekamnya saat itu. Belum lagi trauma yang dialami si nenek. Pasti sangat membekas. Teriakan, hinaan, semuanya pasti terekam dalam memorinya. Baru kali ini aku mendengar langsung mengenai kekerasan seksual yang dialami saat kerusuhan 98 lalu.

Kupegang tangan nenek itu. Aku peluk dia. Tiba-tiba dia menangis sambil memelukku erat. Sudah lama sekali dirinya ingin melampiaskan traumanya. Aku menjadi tempatnya menangis.

“Semoga tidak akan terulang lagi ya nak. Kakak nenek juga termasuk korban ini semua. Korban ketidaktahuan orang tentang kebhinekaan negeri ini”. Ternyata kakak si nenek termasuk korban meninggal akibat pengeroyokan saat kerusuhan Mei 98 itu. Dia sedang dalam perjalanan mencari si nenek. “Hingga sekarang, nenek tidak pernah tahu siapa yang membunuh kakak nenek.”

Rasanya sudah cukup. Aku merasa tidak perlu terlalu banyak membebani si nenek. Dia sudah menyampaikan luka hatinya. Luka yang masih membekas. Luka yang masih basah oleh goresan trauma. Aku pun pamit meninggalkan panti jompo.

Sepanjang perjalanan, aku terus memutar memoriku kembali. Saat di mana aku sering mengalami pelecehan akibat statusku sebagai keturunan Tionghoa. Aku pun jadi teringat sebuah tulisan yang ditulis oleh idolaku, mbak Andi Yentriyani dari Komnas Perempuan :

Hari ini sudah kuputuskan, aku tidak mau hidup sebagai orang yang tunduk dan selalu ketakutan, hanya karena bermata sipit dan berkulit kuning, hanya karena menjadi perempuan. Setiap orang seharusnya dapat hidup sebagai orang yang punya hak dan sama dengan yang lainnya, sebagai manusia, sebagai warga negara sah negeri ini

Sepenggal paragraf yang ditulis mbak Yentri mengingatkanku. Aku bagian dari etnis ini dan bangsa ini. Dan aku menolak untuk diam.

 


Selamat Datang di Blog Pak Ziqi

Selamat datang di blog pak Ziqi, anak-anakq murid kelas X-XII SMA Negeri 2 Kraksaan. Selamat belajar dan menimba ilmu. 

Hari Guru dan Kemerdekaan Belajar


Hari Guru dan Kemerdekaan Belajar
Oleh : Masbahur Roziqi
Penulis adalah guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 2 Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Tahun ini kembali kita memperingati hari guru nasional. Tepatnya tanggal 25 November 2019 besok. Ada yang berbeda pada tahun ini. Menteri pendidikannya baru. Pidatonya pun juga baru. Kali ini tidak lagi panjang lebar. Tidak lagi membutuhkan waktu lama. Bahkan kata-katanya pun padat. Tidak retoris. Sorotan utamanya: kemerdekaan belajar murid-guru dan pembebasan guru.
Penulis membandingkan dengan pidato mendikbud pada peringatan hari guru tahun lalu. Lebih pendek satu halaman. Lebih to the point. Tidak muter-muter dengan jargon. Kata-katanya singkat dan padat. Khas anak muda milenial saat ini. Mendikbud Nadiem Makarim langsung menyasar pada kegalauan para guru yang terpendam selama ini. Simak saja sebagian kutipan pidatonya ini:
“Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai kepentingan”
Nadiem memastikan kemerdekaan belajar harus terjadi. Tentunya ini bertolak belakang dengan pola pikir pendidikan selama ini yang biasa top down, bukan bottom up. Sehingga dia mengatakan proses perubahan ini pasti sulit dan penuh ketidaknyamanan. Guru, menurutnya perlu menjadi bagian dari perubahan tersebut.
Ada beberapa langkah perubahan kecil yang dia tawarkan dapat mulai dilaksanakan para guru dalam mencapai visi kemerdekaan belajar. Pertama, ajak lah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Para murid era saat ini tidak lagi hidup seperti era saya menjadi murid. Arus informasi dan keterbukaan informasi publik telah tersedia. Murid tidak lagi harus ke warnet untuk mengakses internet. Cukup dengan gawai ponsel pintar atau laptop yang dilengkapi jaringan wifi sekolah atau paket data sendiri, mereka telah mampu menjelajahi dunia. Terhubung dengan banyak jaringan sosial pertemanan. Baik dalam negeri maupun luar negeri.
Artinya selain melatih mereka untuk mendengar, mereka perlu didengar pendapatnya. Ajak para murid berdiskusi pada setiap pertemuan di kelas. Entah itu kelas dalam arti ruangan kelas atau kelas dalam arti belajar di luar ruangan. Beberapa kali saya akui banyak mendapat saran dari para murid ketika mengajak mereka berdiskusi mengenai suatu topik. Dan pendapat murid itu dapat menjadi pertimbangan saya setiap melakukan proses pelayanan pada peserta didik.
Kedua, berikan kesempatan pada murid untuk mengajar di kelas. Mendikbud ingin menerapkan pembebasan guru dan murid. Pembebasan seperti apa? Pembebasan dari kejumudan peran selama ini. Yakni guru mengajar, murid diajar. Tidak lagi saklek seperti itu. Namun bisa pula terjadi sebaliknya. Ini tidak hanya berarti kita fokus pada materi ajarnya. Melainkan untuk melatih murid menumbuhkan empatinya. Ketika guru meminta mereka juga mengajar, murid akan berlatih bagaimana merasakan posisi sebagai seorang guru yang bertugas mengajar di depan kelas. Bagaimana kesulitannya, keasyikannya, hingga kesan lainnya saat mengajar “murid-murid” yang notabene adalah temannya sendiri. Ini penting karena murid akhirnya juga merasakan berperan menjadi guru, dan tidak hanya mendengar dari bangku saja.
Dan tidak menutup kemungkinan pula dari program murid mengajar itu akan muncul ide-ide baru. Bisa pula suara hati yang tidak terdengar selama ini, bahkan curah gagasan terdalam yang selama ini tabu diutarakan karena ada hambatan peran. Para guru tentu perlu menyiapkan mental untuk menampung ini dan menjadikannya sebagai kamus pengalaman.
Ketiga, cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Saya akui sudah banyak yang mungkin telah melakukan ini. Mengajar para murid berempati kepada lingkungan sekitar. Bersama para murid melakukan suatu aksi sosial untuk berempati kepada sesama manusia dan lingkungan. Contohnya proyek bakti sosial lingkungan bersih. Para peserta didik kita ajak tiap hari untuk memastikan lingkungan kelas dan sekitarnya bersih. Tidak berserakan sampah plastik. Peduli pada kebersihan dan kelestarian alam. Demikian pula ketika kita ajak peserta didik memahami perjuangan para petani di sekitar lingkungan sekolah. Dan beberapa bahkan menjadi bagian dari petani tersebut. Tentu akan memunculkan empati bersama bahwa perjuangan menjadi petani adalah perjuangan merawat kemanusiaan. Memenuhi suatu tugas menyejahterakan keluarga dan mempertahankan kedaulatan pangan Indonesia. Hal ini juga berlaku sama dengan aksi bakti sosial lainnya.
Keempat, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Setiap murid memiliki potensi. Tidak terkecuali murid yang kurang percaya diri. Mereka tidak boleh ditinggal. Guru perlu terus mengajak mereka mengeksplorasi kemampuan dirinya. Mengenal bakatnya. Apa yang menjadi kelebihan dan memaksimalkan kelebihan itu. Tidak menutup kemungkinan mereka memiliki kecerdasan lain seperti olahraga, seni, atau bahkan kecerdasan lainnya. Ini yang perlu terus diasah dan kelak menjadi bagian pengembangan diri bagi murid tersebut.
Kelima, tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan. Selain menawarkan pembebasan dalam kaitannya interaksi guru-murid, perlu pula untuk terus meningkatkan kolaborasi antar sesama guru. Guru juga manusia yang pastinya akan mengalami berbagai hambatan. Guru bukan dewa yang pasti bisa menyelesaikan semua problematikanya sendiri. Tiap guru perlu saling berkolaborasi untuk memecahkan persoalan. Jangan sungkan dan gengsi menawarkan bantuan. Yakin lah bahwa dari setiap kolaborasi, akan muncul kepercayaan diri untuk selalu mengabdi dan melayani pendidikan.
Penulis sendiri merasakan manfaat berkolaborasi ini. Persoalan yang dihadapi pada unit kerja bisa perlahan terselesaikan dengan saling berdiskusi dan membantu. Setiap guru memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri. Jika dipadukan, akan menjadi sebuah modal besar bagi sekolah untuk terus maju dan berkembang.
Namun catatan penting yang masih menjadi PR tentunya adalah nasib dan kesejahteraan guru honorer. Baik di sekolah negeri maupun swasta. Penulis berharap, mendikbud baru juga menjadikan ini sebagai agenda prioritas. Sehingga hari guru juga semakin bermakna. Selamat hari guru, dan  semangat selalu berjuang melayani bangsa ini dengan penuh dedikasi dan keikhlasan.


Come on Guys, Stop Invasion!

  Affirm Position, Condemn Invasion! Masbahur Roziqi The author is an Indonesia citizen who oppose Russian aggresion to Ukraine      The mom...