Wednesday, November 10, 2021

Koneksi Pemikiran Antar Materi Modul 1.2 Ala Masbahur Roziqi

 Aku Guru Penggerak: Siapa Takut!

Masbahur Roziqi

Calon Guru Penggerak SMAN 1 Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Peserta Pendidikan Guru Penggerak Angkatan IV


Salam dan Bahagia!!

    Belajar mengenai nilai dan peran guru penggerak pada modul 1.2 ini makin meyakinkan saya. Ya saya yakin bahwa saya bisa jadi guru penggerak, dan oleh karenanya saya bisa menjawab: siapa takut. Hehehe. Pada modul 1.2 ini saya lagi-lagi mendapat kejutan mengenai nilai dan peran guru penggerak. Ternyata nilai dan peran GP setelah saya pelajari dan resapi, benar-benar bermanfaat ke depan. Lantas apa ya koneksinya pada materi ini? 

    Pertama yang saya pahami mengenai nilai guru penggerak yakni pedoman saya nantinya saat berperilaku menjadi guru penggerak. Ada lima nilai yang harapannya menjadi peodman bagi saya ketika berjuang menjadi guru penggerak. Nilai itu antara lain mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Kelima nilai ini penting menjadi acuan bagi saya saat melaksanakan kegiatan sebagai guru penggerak. Lantas terkait dengan peran bagaimana? Tentu juga berkaitan, nilai ini juga melandasi peran yang juga dimiliki oleh guru penggerak yaitu peran sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi dengan guru lain, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi. 

    Kedua, muncul juga pertanyaan, apa juga ya kaitannya nilai dan peran guru penggerak ini dengan filosofi KHD? Saya dengan yakin akan menjawab kaitannya sangat berkait. Alasannya nilai dan peran guru penggerak ini merupakan pengejawantahan prinsip KHD yang salah satunya menghamba pada anak, dan mengajak anak untuk mampu mengatur hidup tertib damai. Dengan mengetahui dan menerapkan nilai serta peran guru penggerak maka prinsip KHD tersebut telah bapak ibu guru penggerak terapkan. Seperti nilai berpihak pada murid dan mewujudkan kepemimpinan murid, hal itu merupakan bagian dari prinsip KHD yakni menghamba pada anak. Ini lah kaitan filosofi KHD dengan nilai dan peran guru penggerak. 

    Ketiga, strategi saya dalam melaksanakan gambaran diri saya pada bagian demonstrasi kontekstual terdiri atas beberapa hal. Strategi pertama yakni dengan menguatkan kolaborasi bersama semua pihak di sekolah, mulai dari rekan guru lain, bapak ibu staf tenaga administrasi sekolah, orang tua, komite, dan manajemen sekolah. Hal ini penting untuk memastikan komunitas di sekolah memahami dan memiliki komitmen senada dengan kita untuk mewujudkan transformasi pendidikan merdeka dan humanis di sekolah. Strategi kedua, yakni mewujudkan kegiatan layanan BK yang memerdekakan dan humanis bagi anak. Dengan terus melatih diri agar konsisten menerapkan layanan BK yang merdeka dan humanis untuk murid, saya melatih diri untuk dapat terus berinovasi, berefleksi, dan berpihak pada murid pada setiap layanan yang saya berikan. Strategi ketiga, terus belajar baik melalui pengalaman maupun pengetahuan orang lain. Dari kegiatan terus belajar akan membuat kita makin kaya bahan untuk refleksi. 

    Keempat, pihak-pihak yang dapat membantu saya mencapai strategi tersebut tentu saja antara lain kepala sekolah dan tim manajemen sebagai peran pengambil kebijakan strategi sekolah. Dengan berpartner bersama beliau-beliau maka usulan kita dapat dielaborasi dan harapannya dapat masuk dalam program sekolah. Pihak guru dan staf TU, beliau berperan membantu saya untuk terus memantapkan diri melaksanakan kolaborasi dalam melayani para murid. Baik melalui pembelajaran yang berpihak pada murid, dan pelayanan administrasi ramah anak. Pihak orang tua dan komite yang memegang peranan besar dalam membantu sekolah turut mendidik para murid selepas dari sekolah. Karena pendidikan berlangsung sepanjang hayat tidak hanya di sekolah melainkan pula di rumah. Peran orang tua sangat besar untuk memastikan para murid juga mampu memberdayakan dirinya di lingkungan rumah. 

Semoga koneksi antar materi ini semakin menguatkan langkah kita menapaki jalan bahagia menjadi Guru Penggerak nantinya, Salam dan Bahagia!!

Friday, November 5, 2021

Tuesday, November 2, 2021

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.1 PGP Angkatan IV

 Karya : Masbahur Roziqi, Calon Guru Penggerak SMAN 1 Kraksaan Kabupaten Probolinggo 



Koneksi Antar Materi Pemikiran KHD Ala Masbahur Roziqi Modul 1.1

Awal Memaknai Merdeka Belajar 

Oleh : Masbahur Roziqi 

Calon Guru Penggerak SMAN 1 Kraksaan Kabupaten Probolinggo 

Peserta Pendidikan Guru Penggerak Angkatan IV Tahun 2021

    SALAM DAN BAHAGIA!!

    Bersyukur luar biasa. Selama dua minggu, dan sekarang menuju tiga mingu, saya berkutat dengan pemikiran KHD (Ki Hadjar Dewantara) mengenai pendidikan. Tidak hanya belajar melalui tulisan KHD dan beberapa video pendek kemdikbudristek di LMS, saya juga membaca karya KHD melalui karyanya langsung. Hasilnya, saya semakin ingin menerapkan prinsip dan asas pendidikan KHD ini dalam setiap layanan BK yang saya lakukan. Baik layanan dasar, layanan responsif, maupun dukungan sistem. Modul 1.1 membuat saya mulai awal memaknai merdeka belajar. 

    Sebelumnya jujur saya akui sebelum mempelajari modul 1.1 ini, saya merasa dominasi seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan layanan BK itu masih perlu. Sebab guru masih saya anggap sebagai instruktur yang wajib menentukan arah kegiatan tanpa harus disibukkan dengan memikirkan aspek murid. Selain itu saya juga masih bisa memaklumi jika ada bapak dan ibu guru yang melakukan justifikasi personal kepada murid. Kadang saya juga berpikir, bahwa semua apa yang dilakukan guru sesuai keinginan guru itu lah yang terbaik bagi murid. 

Namun setelah belajar mengenai asas pendidikan KHD dalam modul 1.1 ini, ternyata pemikiran saya tersebut ada yang harus direvisi, dan ada pula yang harus dikuatkan. Setelah hampir tiga minggu mempelajari modul ini, perlahan ada beberapa hal yang berubah dari diri saya. Pertama berkaitan dengan keyakinan bahwa apa pun kegiatan yang diinisiasi guru, pasti baik bagi anak. Dan guru tidak perlu berdiskusi dengan murid terkait kegiatan tersebut. Sebab semua demi kebaikan murid. 

    Hal itu tidak benar. Murid sebagai bagian dari subjek yang menjadi inspirasi dan nyawa setiap kegiatan pendidikan guru, wajib menjadi pihak yang juga berperan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran dan layanan BK yang dilakukan. Misalnya jika sebelumnya saya tidak pernah membuat kesepakatan kelas, saat ini saya mulai meminta pendapat murid saya mengenai kesepakatan kelas. Mulai bagaimana menghargai orang lain, menepati komitmen waktu, hingga saling mengingatkan jika masing-masing pihak berjalan di luar koridor norma. 

     Kemudian yang berubah juga yakni saya yang sebelumnya tidak begitu memahami tentang asas menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam setiap layanan BK atau kegiatan pembelajaran, dengan mempelajari modul ini, saya semakin mantap mengenai asas tersebut. Bahwa setiap guru memberdayakan muridnya agar mereka semakin menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Setiap kegiatan para murid ditujukan untuk melatih murid peka kepada manusia di sekitarnya. Demikian pula dengan lingkungan yang menaunginya. Mengasah kepekaan ini baru makin kuat saya dapatkan setelah mempelajari modul 1.1 ini. 

    Setelah mempelajari ide-ide KHD tersebut saya pun yakin akan menerapkan kegiatan pendidikan yang mencerminkan pemikiran KHD seperti pendidikan nonkekerasan dan mengasah empati dan empati sosial murid. Salah satunya dengan kegiatan melatih murid bernalar kritis dan mandiri serta kreatif melaksanakan setiap kegiatan layanan BK. Tentu dengan strategi bimbingan yang berpihak pada anak. Anak sebagai episentrum setiap kegiatan yang saya lakukan. 


Saya juga tidak sabar menunggu belajar modul 1.2 untuk semakin mengetahui kegiatan pengembangan diri lainnya dari PGP ini. Modul 1.1 memantapkan dasar saya, dan modul 1.2 saya yakin membuat saya haus akan bekal-bekal pendidikan merdeka berikutnya!!

Come on Guys, Stop Invasion!

  Affirm Position, Condemn Invasion! Masbahur Roziqi The author is an Indonesia citizen who oppose Russian aggresion to Ukraine      The mom...