Thursday, April 21, 2022

KAM MODUL 3.1-Kesimpulan

     Makin mendekati akhir nih. Saya sudah mencapai modul 3.1. Temanya tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sekarang coba saya kaitkan dengan filosofi pratap triloka. Prinsip ini tentu bisa menjadi sebuah landasan seorang pemimpin pembelajaran mengambil keputusan. Artinya sebagai pemimpin menjadi teladan dan keputusan yang diambil berdasarkan kebijaksanaan. Hasil pergumulannya menjadi teladan bersama para pihak yang terlibat dalam ekosistem sekolah. 

    Tentu dalam pengambilan keputusan itu pula akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang saya anut dan tertanam dalam diri saya. Prinsip yang saya ambil tentu juga akan mengacu pada nilai yang berada pada diri saya. Misal nilai yang tertanam adalah nilai kejujuran, tanggung jawab, bekerja keras, tentu pengambilan keputusan akan mendasarkan pada nilai tersebut. 

    Kegiatan terbimbing yang saya lakukan pada proses coaching dengan fasilitator dan pengajar praktik berjalan sangat lancar. Dengan fasilitator, saya mendapat coaching berkaitand dengan pengujian dan penguatan atas pengambilan keputusan yang telah saya ambil. Pembeda dengan pendamping, fasilitator banyak berkomunikasi melalui daring. Sedangkan dengan pendamping, saya banyak bertemu darat, atau offline, dan sesekali juga melalui daring. Problem dilema etika dalam pengambilan keputusan mendapat verifikasi dan validasi melaui pengujian sembilan langkah. Dan ini lah yang bersama saya lakukan dengan fasil dan pendamping pada proses coaching guna pengambilan keputusan. 

    Aspek sosial emosional dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentu tidak bisa saya lepaskan begitu saja. Aspek ini berperan penting dalam memastikan pengambilan keputusan kita. Seperti aspek keterampilan relasi dan empati. Kemampuan guru untuk mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan membawa pengambilan keputusan ke arah lebih matang. 

    Hal ini juga beralku berkaitan dengan pembahasan studi kasus yang berkaitan dengan moral dan etika. Ini tentunya kembali akan berpengaruh dengan nilai dan kondisi pengelolaan sosial emosional sang guru/pendidik. Dengan memerhatikan hal tersebut pengambilan keputusan yang tepat dan matang berpotensi sangat berpengaruh positif pada pembentukan lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman. Apalagi ini kaitannya dengan menumbuhkan ekosistem pembelajaran yang menjadi taman bagi anak. 

    Selanjutnya tentu selain hal positif dan kelebihan yang saya rasakan, tentu ada pula kesulitan yang saya hadapi berkaitan dengan pengambilan keputusan. Kesulitannya tentu ketika menghadapi dilema untuk kasihan kepada teman atau orang yang memiliki kedekatan dengan saya. Sehiingga keputusan yang saya ambil lebih berpotensi bias dan berpihak sesuai kepentingan saya. Sehingga perlahan memang harus terus saya latih untuk lebih berpatokan pada sembilan uji. Dan latihan ini tentu juga untuk melakukan perubahan paradigma pengambilan keputusan di lingkungan saya. 

    Demikian pula kegiatan pembelajaran yang memerdekakan murid akan erat berhubungan dengan pengambilan keputusan yang positif dan berpihak pada anak. Ketika keputusan itu berujung pada prinsip berpihak pada anak, maka pengajaran memerdekakan murid itu akan masuk di dalamnya. 

    Akhirnya memang pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran dalam ekosistem sekolah memang mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid. Semakin pengambilan keputusan sesuai dengan keberpihakan pada murid, kenyamanan dan keamanan murid, maka mereka akan mampu fokus dan menikmati perjuangan menggapai masa depannya. Demikian pula sebaliknya. Maka yang akan murid dapat adalah kondisi sekolah yang tidak mendukung pengembangan potensi murid. 

    Modul ini tentu berkaitan dengan modul sebelumnya. Modul ini merupakan muara awal yang dilandasi oleh modul sebelumnya. Modul 1 berfokus pada penguatan diri, dan modul dua berkaitan dengan interaksi dengan orang lain, dan modul ini berfokus bagaimana seorang CGP dapat melatih diri mengelola kepemimpinan dalam ekosistem sekolah. Ketiganya berkelindan untuk mewujudkan CGP yang paket komplit. Memimpin sekolah berdasarkan poteni memaksimalkan kepemimpinan pembelajaran yang selalu CGP proses lakukan. 

Saturday, April 16, 2022

Ambil Keputusan, Perlu Langkah Andalan

Oleh : Masbahur Roziqi

Calon Guru Penggerak  SMAN 1 Kraksaan Angkatan IV Kabupaten Probolinggo

     Waktu terus begeser mengantarkan saya menuju ke penghujung modul yang harus saya pelajari dari guru penggerak. Kali ini saya sampai pada modul 3.1. Apa yang terjadi? Saya kembali menggelengkan kepada dan mengernyitkan dahi. Ini materi apaan ya? Hmm, baru lagi nih. Itu lah gumaman yang saya dengarkan dari relung pikiran saya. Gumaman itu terlintas beserta pikiran penasaran ketika saya saya membaca eksplorasi konsep modul 3.1 ini. Ada beberapa konsep yang jujur belum pernah saya dengar sebelumnya. Apa saja itu?

    Ada empat paradigma, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah uji pengambilan keputusan. Ada pula dilema etika dan bujukan moral. Ketiksa saya lihat video-videonya dan kalimat pada materinya, wow saya pernah mengalami ini. Namun namanya saya tidak tahu. Terjawab sudah penasaran saya. Namanya itu dilema etika dan bujukan moral. Satu ilmu baru lagi buat saya. Terus bersumber nih ilmu di modul guru penggerak ini. 

    Bermunculan lah berbagai kegiatan lanjutan, mulai dari ruang kolaborasi hingga terakhir saya bersama kelompok melakukan penyajian hasil diskusi kami pada ruang kolaborasi. Serunya kami membahas bersama tentang demo PGRI yang membela guru dimutasi, sangat dilema etik, dan diskusinya berlangsung seru plus menyenangkan. 

        Setelah mengikuti kegiatan pengenalan dan pemahaman awal tentang pengambilan keputusan ini, saya tentunya pasti entah kapan akan mengalami atau berhadapan berkaitan dengan dilema etika. Pertanyaannya, bagaimana rencana saya ketika hal itu terjadi? Tentu ke depan saya akan menerapkan apa yang saya alami dari pengalaman mempelajari modul 3.1. Dengan menerapkan konsep-konsep mulai dari mengenal paradigma pengambilan keputusan hingga sembilan uji, pengambilan keputusan yang saya lakukan akan lebih komprehensif. 

    Ada pun mengenai efektivitas pengambilan keputusan dapat saya ukur dengan mengetahui dampak dari pengambilan keputusan tersebut. Semakin keputusan itu lebih banyak mendatangkan manfaat, maka langkah pra pengambilan keputusan tersebut sudah tepat. Proses itu juga melibatkan pihak-pihak yang menurut saya dapat membantu untuk mereview keputusan yang akan saya buat. Sehingga ada umpan balik yang saya dapatkan untuk makin menguatkan kualitas keputusan yang akan saya ambil. 

    Penerapan pengambilan keputusan ini tentunya akan saya terapkan dalam kegiatan sehari-hari saya sebagai guru dan rekan sejawat. Ada banyak dinamika yang tentunya akan terjadi pada setiap aktivitas profesional. Pada murid, saya tentu akan banyak bersinggungan kaitannya dengan layanan bimbingan dan konseling. Entah itu layanan dasar yang sudah rutin saya lakukan (bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok) atau layanan responsif berupa konseling individu, konseling kelompok. Dari gesekan dinamika itu tentu kemungkinan akan muncul dilema etika. Tentu dengan bekal melakukan uji pengambilan keputusan hingga memikirkan paradigma dan prinsip tersebut akan membuat saya lebih menikmati pengambilan keputusan dengan sistematis dan rasional. 

    Demikian juga dengan rekan sejawat. Tak jarang kita akan berhadapan dengan teman sejawat yang menyampaikan beberapa hal. Entah berkaitan dengan tugas guru atau kondisi jenjang kariernya. Bahkan kaitannya dengan pembenahan data guru di dapodik. Tentu dengan memastikan melaksanakan pencermatan pengambilan keputusan, maka kondisi deadlock dan burnout dapat saya minimalisir terjadi.

    Kalau ada yang menanyakan kapan anda akan melakukannya? Saya akan melakukannya mulai sekarang. Minimal lah kalau ingin melihat perkembangan, saya akan coba satu bulan ini melaksanakan pengambilan keputusan dalam kondisi dilema etika. Tentu harapannya apa yang telah saya pelajari dari modul 3.1 ini dapat membantu saya mengambil keputusan dengan lebih komprehensif dan manusiawi. 

Come on Guys, Stop Invasion!

  Affirm Position, Condemn Invasion! Masbahur Roziqi The author is an Indonesia citizen who oppose Russian aggresion to Ukraine      The mom...