Affirm Position, Condemn Invasion!
MASBAHUR ROZIQI
I am a guidance and counseling teacher. Everyday together with my students try to reach our dreams. Someday I hope they will be great and warm people. Jangan lupa klik iklan untuk menghidupi blog ini yaa. Terima kasih banyak telah berkunjung.
Thursday, July 14, 2022
Come on Guys, Stop Invasion!
Wednesday, July 13, 2022
3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Program Berdampak pada Murid, Mengapa Tidak?
Oleh : Masbahur Roziqi
Calon Guru Penggerak SMAN 1 Kraksaan Angkatan IV kelas 91
Nano nano. Itu ungkapan kata saya saat menulis awal tentang aksi nyata modul 3. Banyak warnanya. Warna yang dominan tentu warna cerah. Seru sekali. Seperti yang saya tulis pada refleksi modul 2 dan 1. Selalu ada kejutan dan hal baru pada tiap modul. Ini sungguh mengasyikkan.
Pada aksi nyata modul 3 ini ternyata juga tidak kalah seru. Menjadi pemimpin pembelajaran untuk pengembangan sekolah jadi menu utama modul terakhir Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Terbagi menjadi tiga, mulai dari pengambilan keputusan, pemimpin pengelolaan sumber daya, hingga pengelolaan program berdampak pada murid. Aksi nyata yang saya pilih berkaitan dengan program sekolah antikorupsi untuk kelas X. Dalam hal ini kelas X MIPA 3.
Program sekolah antikorupsi saya pilih karena semakin masifnya praktik korupsi yang sebagian telah diekspos oleh media massa. Tidak hanya skala nasional, melainkan pada tingkat lokal kabupaten Probolinggo. Sebut saja kasus tindak pidana korupsi yang telah menjerat bupati Probolinggo aktif, Puput Tantriana Sari, atau biasa disapa bu Tantri. Tentu fenomena ini menjadi pemantik pentingnya para murid untuk mengenal, memahami, menginternalisasi, dan akhirnya mampu melawan korupsi.
Para murid juga bagian dari masa depan negeri ini, sehingga alasan untuk mengenalkan korupsi pada fase perkembangan mereka yang sudah berpikir abstrak, justru akan lebih mengena. Murid pada tingkat SMA dapat saya ajak untuk mengenali fenomena korupsi melalui berbagai contoh. Ada berita media online hingga film antikorupsi indie yang bisa digunakan sebagai media layanan.
Aksi nyata sekolah antikorupsi saya awali dengan diskusi bersama para murid kelas X MIPA 3. Saya menggali mengenai perspektif mereka terkait pengalaman antikorupsi. Kemudian bersama para murid memutuskan menggali tentang pengalaman dan pengetahuan antikorupsi melalui film antikorupsi. Film yang dipilih merupakan film yang telah memenangkan penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi dengan judul Persenan.
Film tersebut para murid X MIPA 3 pilih karena kedekatan mereka terkait profesi yang menurut mereka baru yaitu sebagai pekerja kreatif dalam dunia perfilman. Dalam film antikorupsi itu para pekerja film menghadapi tantangan berupa kejahatan korupsi yang mereka hadapi saat berurusan dengan birokrasi.
Kegiatan pendidikan sekolah antikorupsi dimulai dengan melihat film antikorupsi Persenan. Kemudian masing-masing anak yang terbagi dalam kelompok kecil melakukan refleksi. Apa yang mereka rasakan ketika menjadi korban korupsi yang dialami pekerja film dalam film tersebut? Bagaimana sikap mereka ketika menghadapi oknum aparat birokrasi yang korup serta memeras mereka dengan menggunakan kuasa dan kewenangannya?
Diskusi berlangsung intens dan tiap anak menyusun dialog antar anggotanya melalui hasil diskusi. Kemudian mereka berbagi hasil interdialognya dalam satu kelompok kepada teman satu kelas. Pada tahap ini sungguh seru. Banyak murid menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya berkaitan dengan bahasan dari kelompok yang maju. Sekaligus secara mandiri mereka menunjukkan apa yang ki Hadjar Dewantara sampaikan yakni, para anak didik diharapkan dapat membenci kejahatan dan cinta pada kebaikan.
Lalu jika muncul pertanyaan, bagaimana perasaan saya saat melaksanakan aksi nyata? Saya bahagia sekali melaksanakan aksi nyata bersama para murid. Sebab saya mendapatkan gagasan-gagasan baru mengenai antikorupsi dari para murid. Seperti misalnya perlunya mengadakan pekan antikorupsi saat seminggu jelang hari antikorupsi sedunia setiap tanggal 9 Desember. Kemudian ada pula ide membuat teater antikorupsi, berkolaborasi dengan ekstra teater SMAN 1 Kraksaan. Yang penting pula saya merasa senang, para murid mulai berempati kepada korban korupsi, dan menyadari korupsi dapat mengancam keberlangsungan nasib negara ini kelak. Termasuk masa depan mereka dan keturunan mereka kelak. Sehingga mereka bersedia untuk turut serta berjuang melawan korupsi dengan peran masing-masing.
Selain itu saya mendapatkan pembelajaran dari kegiatan aksi nyata ini baik dari keberhasilan maupun kekurangan/kegagalan. Dalam aksi nyata ini saya berhasil memantik murid untuk menumbuhkan empatinya terhadap korban korupsi, dan memantik mereka memunculkan gagasan-gagasan antikorupsi. Kemudian bisa pula memunculkan kepedulian mereka terhadap praktik korupsi yang menggerogoti negeri ini. Ada pun kegagalan yang dialami yakni belum terwujudnya kolaborasi bersama guru mata pelajaran lain dan wali kelas untuk menggemakan kegiatan aksi nyata ini melalui kegiatan besar di sekolah. Misal pekan antikorupsi sekolah. Hal ini saya upayakan untuk bisa dikelola dengan nantinya mengusulkan program pekan antikorupsi pada program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada bulan Desember. Bertepatan dengan hari antikorupsi sedunia.
Sementara itu, perbaikan terus saya upayakan rencanakan dan lakukan dari hasil pembelajaran atas pelaksanaan aksi nyata modul 3 ini. Yakni lebih menguatkan kolaborasi lagi dengan guru lintas mapel dan anak-anak esktra teater dalam melaksanakan pekan antikorupsi pada bulan Desember. Ini sebagai bentuk makin menguatkan dampak sekolah antikorupsi. Yakni menumbuhkan budi pekert atau watak murid yang antikorupsi. Semoga.
Monday, May 30, 2022
KAM 3.2.a.9- Pengelolaan Sumber Daya
Thursday, April 21, 2022
KAM MODUL 3.1-Kesimpulan
Makin mendekati akhir nih. Saya sudah mencapai modul 3.1. Temanya tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sekarang coba saya kaitkan dengan filosofi pratap triloka. Prinsip ini tentu bisa menjadi sebuah landasan seorang pemimpin pembelajaran mengambil keputusan. Artinya sebagai pemimpin menjadi teladan dan keputusan yang diambil berdasarkan kebijaksanaan. Hasil pergumulannya menjadi teladan bersama para pihak yang terlibat dalam ekosistem sekolah.
Tentu dalam pengambilan keputusan itu pula akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang saya anut dan tertanam dalam diri saya. Prinsip yang saya ambil tentu juga akan mengacu pada nilai yang berada pada diri saya. Misal nilai yang tertanam adalah nilai kejujuran, tanggung jawab, bekerja keras, tentu pengambilan keputusan akan mendasarkan pada nilai tersebut.
Kegiatan terbimbing yang saya lakukan pada proses coaching dengan fasilitator dan pengajar praktik berjalan sangat lancar. Dengan fasilitator, saya mendapat coaching berkaitand dengan pengujian dan penguatan atas pengambilan keputusan yang telah saya ambil. Pembeda dengan pendamping, fasilitator banyak berkomunikasi melalui daring. Sedangkan dengan pendamping, saya banyak bertemu darat, atau offline, dan sesekali juga melalui daring. Problem dilema etika dalam pengambilan keputusan mendapat verifikasi dan validasi melaui pengujian sembilan langkah. Dan ini lah yang bersama saya lakukan dengan fasil dan pendamping pada proses coaching guna pengambilan keputusan.
Aspek sosial emosional dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentu tidak bisa saya lepaskan begitu saja. Aspek ini berperan penting dalam memastikan pengambilan keputusan kita. Seperti aspek keterampilan relasi dan empati. Kemampuan guru untuk mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan membawa pengambilan keputusan ke arah lebih matang.
Hal ini juga beralku berkaitan dengan pembahasan studi kasus yang berkaitan dengan moral dan etika. Ini tentunya kembali akan berpengaruh dengan nilai dan kondisi pengelolaan sosial emosional sang guru/pendidik. Dengan memerhatikan hal tersebut pengambilan keputusan yang tepat dan matang berpotensi sangat berpengaruh positif pada pembentukan lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman. Apalagi ini kaitannya dengan menumbuhkan ekosistem pembelajaran yang menjadi taman bagi anak.
Selanjutnya tentu selain hal positif dan kelebihan yang saya rasakan, tentu ada pula kesulitan yang saya hadapi berkaitan dengan pengambilan keputusan. Kesulitannya tentu ketika menghadapi dilema untuk kasihan kepada teman atau orang yang memiliki kedekatan dengan saya. Sehiingga keputusan yang saya ambil lebih berpotensi bias dan berpihak sesuai kepentingan saya. Sehingga perlahan memang harus terus saya latih untuk lebih berpatokan pada sembilan uji. Dan latihan ini tentu juga untuk melakukan perubahan paradigma pengambilan keputusan di lingkungan saya.
Demikian pula kegiatan pembelajaran yang memerdekakan murid akan erat berhubungan dengan pengambilan keputusan yang positif dan berpihak pada anak. Ketika keputusan itu berujung pada prinsip berpihak pada anak, maka pengajaran memerdekakan murid itu akan masuk di dalamnya.
Akhirnya memang pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran dalam ekosistem sekolah memang mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid. Semakin pengambilan keputusan sesuai dengan keberpihakan pada murid, kenyamanan dan keamanan murid, maka mereka akan mampu fokus dan menikmati perjuangan menggapai masa depannya. Demikian pula sebaliknya. Maka yang akan murid dapat adalah kondisi sekolah yang tidak mendukung pengembangan potensi murid.
Modul ini tentu berkaitan dengan modul sebelumnya. Modul ini merupakan muara awal yang dilandasi oleh modul sebelumnya. Modul 1 berfokus pada penguatan diri, dan modul dua berkaitan dengan interaksi dengan orang lain, dan modul ini berfokus bagaimana seorang CGP dapat melatih diri mengelola kepemimpinan dalam ekosistem sekolah. Ketiganya berkelindan untuk mewujudkan CGP yang paket komplit. Memimpin sekolah berdasarkan poteni memaksimalkan kepemimpinan pembelajaran yang selalu CGP proses lakukan.
Saturday, April 16, 2022
Ambil Keputusan, Perlu Langkah Andalan
Oleh : Masbahur Roziqi
Calon Guru Penggerak SMAN 1 Kraksaan Angkatan IV Kabupaten Probolinggo
Waktu terus begeser mengantarkan saya menuju ke penghujung modul yang harus saya pelajari dari guru penggerak. Kali ini saya sampai pada modul 3.1. Apa yang terjadi? Saya kembali menggelengkan kepada dan mengernyitkan dahi. Ini materi apaan ya? Hmm, baru lagi nih. Itu lah gumaman yang saya dengarkan dari relung pikiran saya. Gumaman itu terlintas beserta pikiran penasaran ketika saya saya membaca eksplorasi konsep modul 3.1 ini. Ada beberapa konsep yang jujur belum pernah saya dengar sebelumnya. Apa saja itu?
Ada empat paradigma, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah uji pengambilan keputusan. Ada pula dilema etika dan bujukan moral. Ketiksa saya lihat video-videonya dan kalimat pada materinya, wow saya pernah mengalami ini. Namun namanya saya tidak tahu. Terjawab sudah penasaran saya. Namanya itu dilema etika dan bujukan moral. Satu ilmu baru lagi buat saya. Terus bersumber nih ilmu di modul guru penggerak ini.
Bermunculan lah berbagai kegiatan lanjutan, mulai dari ruang kolaborasi hingga terakhir saya bersama kelompok melakukan penyajian hasil diskusi kami pada ruang kolaborasi. Serunya kami membahas bersama tentang demo PGRI yang membela guru dimutasi, sangat dilema etik, dan diskusinya berlangsung seru plus menyenangkan.
Setelah mengikuti kegiatan pengenalan dan pemahaman awal tentang pengambilan keputusan ini, saya tentunya pasti entah kapan akan mengalami atau berhadapan berkaitan dengan dilema etika. Pertanyaannya, bagaimana rencana saya ketika hal itu terjadi? Tentu ke depan saya akan menerapkan apa yang saya alami dari pengalaman mempelajari modul 3.1. Dengan menerapkan konsep-konsep mulai dari mengenal paradigma pengambilan keputusan hingga sembilan uji, pengambilan keputusan yang saya lakukan akan lebih komprehensif.
Ada pun mengenai efektivitas pengambilan keputusan dapat saya ukur dengan mengetahui dampak dari pengambilan keputusan tersebut. Semakin keputusan itu lebih banyak mendatangkan manfaat, maka langkah pra pengambilan keputusan tersebut sudah tepat. Proses itu juga melibatkan pihak-pihak yang menurut saya dapat membantu untuk mereview keputusan yang akan saya buat. Sehingga ada umpan balik yang saya dapatkan untuk makin menguatkan kualitas keputusan yang akan saya ambil.
Penerapan pengambilan keputusan ini tentunya akan saya terapkan dalam kegiatan sehari-hari saya sebagai guru dan rekan sejawat. Ada banyak dinamika yang tentunya akan terjadi pada setiap aktivitas profesional. Pada murid, saya tentu akan banyak bersinggungan kaitannya dengan layanan bimbingan dan konseling. Entah itu layanan dasar yang sudah rutin saya lakukan (bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok) atau layanan responsif berupa konseling individu, konseling kelompok. Dari gesekan dinamika itu tentu kemungkinan akan muncul dilema etika. Tentu dengan bekal melakukan uji pengambilan keputusan hingga memikirkan paradigma dan prinsip tersebut akan membuat saya lebih menikmati pengambilan keputusan dengan sistematis dan rasional.
Demikian juga dengan rekan sejawat. Tak jarang kita akan berhadapan dengan teman sejawat yang menyampaikan beberapa hal. Entah berkaitan dengan tugas guru atau kondisi jenjang kariernya. Bahkan kaitannya dengan pembenahan data guru di dapodik. Tentu dengan memastikan melaksanakan pencermatan pengambilan keputusan, maka kondisi deadlock dan burnout dapat saya minimalisir terjadi.
Kalau ada yang menanyakan kapan anda akan melakukannya? Saya akan melakukannya mulai sekarang. Minimal lah kalau ingin melihat perkembangan, saya akan coba satu bulan ini melaksanakan pengambilan keputusan dalam kondisi dilema etika. Tentu harapannya apa yang telah saya pelajari dari modul 3.1 ini dapat membantu saya mengambil keputusan dengan lebih komprehensif dan manusiawi.
Monday, March 28, 2022
KONEKSI MATERI 2.3-COACHING MANTAP BERSAMA MURID DAN TEMAN SEJAWAT!
Tiba saatnya saya kembali berbagi koneksi antar materi pada penghujung modul dua. Tepatnya modul 2.3 yang menurut saya sangat membahagiakan. Apalagi materinya mengena sekali, coaching. Hmm, baru sih kalau saya tahunya. Setahu saya bahasa coaching itu lebih kepada hal-hal berbau kepelatihan sepak bola. Eh ternyata ada pada materi modul guru penggerak. Coaching dalam dunia pendidikan persekolahan, hmm menarik juga.
Benar dugaan saya, setelah saya mengikuti materi coaching ini, kereeen. Sesuai dengan yang KHD sampaikan bahwa kita membersamai anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Termasuk pula kita melatih empati kita untuk bersama teman sejawat melaksanakan tugas dengan lancar. Dengan praktik coaching ini membuat saya dan bapak ibu guru lainnya memiliki keterampilan untuk mendampingi murid dan sesama sejawat mengatasi problematika atau tantangan yang sedang mereka hadapi.
Dengan menguasai keterampilan coaching, saya mampu mengajak anak untuk menggali potensi dirinya. Setelah potensi tergali, maka berupaya untuk mendapatkan kekuatan dirinya menyelesaikan apa yang sedang dia alami saat ini. Coach terus memaksimalkan kemampuan bertanya dan menparafrase apa yang coachee sampaikan untuk menjadi bagian dari penyelesaian atau langkah awal penyelesaikan tantangan atau masalah yang sedang coachee hadapi.
Ada pun hubungan antara pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional dengan praktik coaching ini tentu sangat erat. Ketiganya baagaikan satu tubuh. Saling menjiawai. Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan warna kompetensi sosial emosional untuk berkembang. Keduanya terwujud dalam praktik coaching ketika memberdayakan murid yang sedang mengalami hambatan. Sehingga prinsip no one left behind (sesuai moto SDG's) tetap terjaga.
Akhirnya modul 2 ini saya akui benar-benar sangat jozz. Saya mendapatkan banyak insight untuk terus berjuang menjadi lebih baik dalam memberdayakan anak didik. Termasuk bagaimana merancang sebuah kegiatan layanan BK atau pembelajaran berdasarkan karakter dan potensi anak. Salam guru penggerak!!
Tuesday, March 15, 2022
Koneksi Materi 2.2
Come on Guys, Stop Invasion!
Affirm Position, Condemn Invasion! Masbahur Roziqi The author is an Indonesia citizen who oppose Russian aggresion to Ukraine The mom...
-
Selamat menyaksikan karya pertama saya dalam PPG Daljab 2020 ini. Jika telah selesai melihat, silakan mengisi link daftar hadir di sini : h...
-
Halo para peserta olimpiade APBN 2020. Seleksi online akan kembali diselenggarakan Politeknik Keuangan Negara STAN pada 29 Agusuts 2020 mend...
-
Kelompok 3 yang digawangi Miatus Sholihah, dari kelas 10 Bisnis Daring dan Pemasaran 4 SMK Negeri 1 Probolinggo sedang menjelaskan mengena...