Friday, January 1, 2021

PPG Daljab Generasi Baru, Keniscayaan kah?

 PPG Daljab Generasi Baru, Keniscayaan kah?

(Kajian Peta Jalan Pendidikan dan Refleksi Hari Guru)

Oleh : Masbahur Roziqi

Penulis adalah guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 2 Kraksaan Kabupaten Probolinggo sekaligus Peserta PPG Dalam Jabatan Angkatan 1 Tahun 2020

Beberapa hari lalu, Senin (16/11/2020),  saya sengaja mengikuti Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI dengan mendikbud. Salah satu diantaranya membahas peta jalan pendidikan Indonesia tahun 2020-2035. Saya mengunduh draft peta jalan pendidikan tersebut. Banyak rencana kemdikbud yang sudah mereka tuangkan pada peta jalan itu. Satu yang mencolok yakni berkaitan dengan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Generasi Baru. Ada perbedaan signifikan. Seperti apa? Ayo kita kaji bersama.

Saya akan berangkat pada PPG sebelum rancangan baru peta jalan tersebut. Tepatnya PPG yang saya ikuti saat ini. PPG yang saya ikuti ini juga bagian dari penyelenggaraan gaya baru. Tidak sama dengan PPG sebelumnya. Tentu ini akibat covid 19. Saya melaksanakan program PPG dengan model full dalam jaringan (daring)/online sepenuhnya. Tidak ada tatap muka langsung, melainkan tatap muka virtual sepenuhnya.

Model PPG daring ini ternyata tidak jauh berbeda dalam hal tuntutan pemeuhan kompetensi dibandingkan PPG offline. Tetap ada tagihan tugas tiap pertemuan. Tetap ada diskusi peningkatan kapasitas keilmuan keprofesian antar anggota kelompok. Dan pastinya tetap ada evaluasi berkala yang dosen dan guru pamong lakukan. Kali ini guru pamongnya terus mendampingi hampir 24 jam penuh. Meskipun waktu resmi pendampingan hanya pada jam tertentu di LMS (Learning Management System) resmi yang disediakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI. Namun karena model daring, guru pamong dan dosen siap sediah selama 24 jam untuk melayani pertanyaan dan diskusi dari mahasiswa PPG. Termasuk saya.

Termasuk tentang tahapan evaluasinya. Bahkan memiliki tambahan tahapan evaluasi daripada PPG offline sebelumnya. Yakni adanya uji komprehensif pada sebelum pelaksanaan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan), dan adanya menu portofolio pada Uji Praktik Kinerja (Ukin). Uji komprehensif berupa uji praktik layanan BK/pembelajaran yang berlangsung melalui aplikasi zoom dengan fitur breakout room. Jadi peserta PPG dipanggil satu persatu ke dalam ruang maya breakout room untuk diuji kemampuan mengajar/layanan BK nya.

Sedangkan terkait portofolio yakni mahasiswa PPG daring dapat menyertakan empat komponen pencapaiannya selama bertugas sebagai guru dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Yakni pencapaian pada mengikuti kegiatan pencarian informasi baru (forum ilmiah), kegiatan penelitian dan publikasi, kegiatan refleksi diri, dan kegiatan menghasilkan karya inovasi. Setiap pencapaian tersebut mendapatkan nilai sesuai porsi yang ditetapkan kemdikbud. Ini lah beberapa perbedaan dengan PPG offline sebelumnya.

Semua itu tidak berlangsung secara tatap muka offline, melainkan tatap muka virtual. Kecuali tentunya evaluasi akhir berupa uji pengetahuan. Uji pengetahuan yang saya ikuti tetap berlangsung pada lokasi Perguruan Tinggi yang telah ditentukan Kemdikbud. Rata-rata pada Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) baik negeri maupun swasta. Nah lantas apa perbedaan dengan PPG generasi baru yang termaktub dalam draft peta jalan pendidikan?

Ada beberapa rancangan transformasi guru yang kemdikbud rancang. Mulai dari proses ujian seleksi masuk hingga ujian kelulusan. Jika pada PPG daring dan offline sebelumnya ujian masuknya berupa seleksi tertulis berbasis komputer, kali ini ada tambahan variasi seleksinya. Ujian seleksi masuknya antara lain ujian penguasaan konten, ujian bernalar kritis, ujian kepribadian, dan wawancara. Ada tiga tambahan ujian yakni ujian bernalar kritis, ujian kepribadian, dan wawancara.

Jika membaca dibalik tambahan ujian itu, calon guru profesional ke depannya dituntut tidak hanya memiliki keprofesionalan dalam hal penguasaan konten. Melainkan juga kemampuan berpikir kritis, kepribadian among, dan tahapan pendalaman komitmen melalui wawancara. Sehingga mendapatkan calon guru profesional yang benar-benar komprehensif. Karena menguji tidak hanya konten melainkan berbagai aspek lainnya. Termasuk perilaku nonverbal calon guru ketika melaksanakan seleksi wawancara.

Ada pun pada proses PPG generasi baru juga terdapat perubahan. Yakni guru pendamping/pamong PPG tidak lagi bebas dari guru senior, melainkan harus dari guru penggerak. Guru penggerak yaitu guru-guru pilihan yang telah melalui seleksi ketat untuk menjadi pionir guru yang mampu membawa perubahan fundamental ke arah pemberdayaan siswa dan sekolah. Sehingga peningkatan kualitas praktik pembelajaran dan layanan BK ke depannya dapat lebih terkontrol karena telah mendapat pendampingan dari guru penggerak.

Kemudian pada PPG generasi baru tersebut juga mulai mengikuti konsep penghapusan ujian nasional. Jika pada angkatan PPG offline dan PPG daring sebelumnya ada uji tulis atau uji pengetahuan, kali ini ujian tersebut sudah tidak ada. Melainkan diganti menjadi uji praktik dan uji portofolio. Hal ini menurut pandangan saya untuk mengeliminasi prinsip pengetahuan hanya ditentukan dengan uji memilih jawaban objektif atau pilihan ganda. Sehingga assesmen akhirnya berupa asesmen autentik portofolio dan praktik. Lebih mampu memotret keterampilan dan pengetahuan yang dicapai peserta PPG seutuhnya.

Namun tetap untuk peta jalan terkait PPG generasi baru harus melibatkan banyak pakar dan masyarakat. Para pakar bisa dari ahli pendidikan perguruan tinggi, baik dari segi dosen berbasis guru mata pelajaran dan dosen berbasis guru bimbingan dan konseling. Selain itu juga perlu melibatkan dosen ahli berbasis guru pendidikan khusus, dan dosen ahli pendidikan luar sekolah. Termasuk melibatkan para praktisi lapangannya yakni guru dan penggiat komunitas pendidikan. Sehingga PPG generasi baru ini dapat lebih komprehensif dengan banyaknya ide dari beragam pihak.

Akhirnya memang peta jalan ini dapat menjadi tonggak perubahan penggodokan calon guru profesional. Semakin berkualitas proses penggodokan dengan sistem pendidikan yang mengedepankan keterlibatan dan kolaborasi berbagai pihak, maka akan menghasilkan guru-guru generasi baru yang lebih luar biasa. Dibandingkan saya, dan mungkin dibandingkan generasi guru sebelum saya. Ini yang patut menjadi harapan baru bagi bangsa ini akan lahirnya guru-guru luar biasa ke depannya. Dan PPG generasi baru ini menjadi awalannya. 

No comments:

Post a Comment

Come on Guys, Stop Invasion!

  Affirm Position, Condemn Invasion! Masbahur Roziqi The author is an Indonesia citizen who oppose Russian aggresion to Ukraine      The mom...