Selamat pagi anak-anakku, semoga selalu sehat dan mendapatkan manfaat pada tiap harinya ya. Kali ini kalian akan memelajari materi sosiologi berikutnya yakni materi permasalahan sosial. Hmm, sudah ada yang pernah mendengar atau bahkan membaca materinya? Semoga sudah ada ya, tapi jika belum ada, yuk kita belajar bersama.
Pada kompetensi dasar permaslahan sosial ini, setelah mempelajari materi permasalahan sosial, kalian diharapkan mampu Menganalisis permasalahan sosial dalam kaitannya dengan pengelompokan sosial dan kecenderungan eksklusi sosial di masyarakat dari sudut pandang dan pendekatan Sosiologis. Sedangkan untuk aspek psikomotornya, kalian diharapkan mampu memberikan respons dalam mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat dengan cara memahami kaitan pengelompokan sosial dengan kecenderungan eksklusi dan timbulnya permasalahan sosial.
Ada pun indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan setelah kalian mempelajari materi ini antara lain:
1. Kalian mampu memahami berbagai jenis permasalahan sosial di ranah publik
2. Kalian mampu memahami dampak permasalahan sosial terhadap kehidupan publik
3. Kalian mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar
Selain itu terkait aspek keterampilan, kalian juga akan belajar bagaimana sih melakukan survei atau pengamatan terkait permasalahan sosial di lingkungan sekitar. Bagaimana? Sudah siap kah? lanjut yaa.
Secara objektif, masalah sosial dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk permasalahan yang secara umum dianggap oleh orang kebanyakan atau masyarakat sebagai hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, konflik antara kelompok militer Myanmar yang mencoba mengusir kaum minoritas Rohingya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang benar-benar nyata dan hal tersebut juga telah dirasakan oleh masyarakat lainnya seperti konflik Palestina-Israel (sama-sama menyangkut pengusiran). Oleh karena itu, masalah sosial objektif ini disebut pula memiliki sifat universal yang
artinya dapat terjadi di masyarakat manapun.
yang oleh masyarakat tertentu dianggap sebagai sebuah masalah yang
penting atau mungkin berbahaya. Singkat kata, masalah sosial subjektif
dalam cakupannya lebih sempit daripada masalah sosial objektif. Artinya,
apabila terjadi sebuah masalah sosial yang disebabkan oleh sebuah sistem
kasta yang sangat kaku yang terjadi di masyarakat India atau Bali pada
masa silam, maka faktor masalah sosial tersebut tidak ditemukan secara
luas di masyarakat lainnya. Sebagai contoh lain, perjudian di Amerika
Serikat maupun Monako dianggap sebagai hiburan semata, namun di
masyarakat Indonesia, kegiatan berjudi tersebut dapat merusak tatanan nilai
dan norma yang telah dipegang teguh dari generasi ke generasi atau dengan
kata lain diartikan perbuatan menyimpang.
Masalah sosial merupakan fenomena di masyarakat yang dapat diubah
atau dapat juga diupayakan agar sebisa mungkin diubah (adanya
keharusan). Jika diibaratkan, masalah sosial itu merupakan sebuah nasib
yang hanya dengan usaha dari manusia itu sendirilah masalah tersebut dapat
diubah menjadi solusi dan bahkan sebuah kehidupan yang sejahtera.
Berlainan dengan takdir, yang bersifat “bawaan”, masalah sosial hendaknya
dicamkan setiap elemen masyarakat sebagai sesuatu yang temporal atau
sementara, karena dibeberapa masyarakat di negara berkembang maupun
miskin menyalahartikan bahwa kemiskinan yang dialami oleh sebuah
keluarga akan mempengaruhi kehidupan generasi selanjutnya, dan mereka
(keluarga miskin) tidak mempercayai bahwa dengan berusaha untuk
menyekolahkan anaknya dapat mengubah nasib mereka. Hal ini semakin
menekankan aspek pendidikan sebagai agent of change (sarana perubah)
masalah sosial terutama kemiskinan agar dapat diputus mata rantainya.
Link daftar hadir: https://forms.gle/RCaAYPwLB6Y38Yds5
No comments:
Post a Comment